Mohon tunggu...
Yasmin Meida
Yasmin Meida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Selamat Membaca :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pandemi Covid-19 Menghambat Layanan Kesehatan Ibu dan Anak

21 Juni 2021   18:47 Diperbarui: 28 Januari 2022   12:22 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak tahun 2020 berdampak terhadap masalah kesehatan masyarakat, salah satunya yaitu kesehatan ibu dan anak. Rendahnya pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) saat pandemi dikhawatirkan akan menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. Kesehatan Ibu dan Anak mencakup pemeliharaan terhadap ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan balita serta anak usia pra sekolah.

Menurut World Health Organization (WHO), kematian ibu didefinisikan sebagai kematian yang terjadi saat masa kehamilan atau dalam kurun waktu 42 hari setelah persalinan. Di Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) masih tergolong tinggi. Berdasarkan data tahun 2012, angka kematian ibu cukup tinggi, yaitu sekitar 359 per 100.000 per kelahiran. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menunjukkan adanya penurunan jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan, serta pelayanan kesehatan bayi, balita, dan anak sejak kondisi pandemi berlangsung. 

Selain itu menurut Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr. Kirana Pritasari, MQIH “COVID-19 sangat berpengaruh pada pelayanan kesehatan ibu dan anak. Survey cepat yang dilaksanakan pada bulan Juni menunjukkan sebanyak 75% Posyandu di Indonesia tidak memberikan pelayanan karena adanya pandemi COVID-19. Namun kondisi ini terus membaik dimana pada bulan Oktober, pelayanan kesehatan ibu dan anak menunjukkan perbaikan meskipun sebanyak 16% Posyandu masih belum memberikan pelayanan”.

Pandemi COVID-19 ini mengakibatkan layanan kesehatan ibu dan anak tidak berjalan dengan semestinya. Misalnya layanan kesehatan pada 1000 hari pertama kehidupan anak (HPK) tidak dapat terlaksana dengan baik, padahal 1000 hari pertama kehidupan (HPK) merupakan upaya untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas (kematian) pada anak. Apabila masalah ini dibiarkan dan berlangsung lama, maka akan menyebabkan tingginya kematian ibu dan rendahnya kesehatan bayi yang dilahirkan. Sehingga hal itu dapat menyebabkan masalah kesehatan baru pada ibu dan anak di masa mendatang.

Faktor yang Menyebabkan Kesehatan Ibu Terganggu, yaitu :

a. Kematian Ibu (Masa Kehamilan sampai Melahirkan) 

Salah satu faktor yang menyebabkan kematian ibu yaitu faktor ekonomi. Pada kondisi masyarakat menengah kebawah dapat disebabkan karena sang ibu kurang memperhatikan dari segi kesehatan maupun asupan makanan yang dikonsumsi, sehingga dapat berisiko pada masa kehamilan sampai persalinan.

b. Pola Hidup yang Tidak Sehat

Bertempat tinggal di lingkungan yang tidak bersih serta sang ibu memiliki kebiasaan yang tidak sehat akan berdampak bagi calon bayi yang dilahirkan. Apabila hal tersebut berlangsung lama, maka akan mengakibatkan misalnya perkembangan janin terhambat, bayi lahir cacat, kekurangan nutrisi saat hamil, dan sebagainya.

c. Minimnya Perawatan Prenatal 

Prenatal merupakan upaya untuk menurunkan prevalensi bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Pemeriksaan prenatal dilakukan secara berkala terhadap ibu hamil untuk memeriksakan kesehatan ibu dan janin. Jika ibu kurang mendapatkan perawatan saat hamil maka akan berdampak kurang baik bagi kesehatan ibu dan calon bayi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun