Wanita sering kali dianggap sebagai mahluk yang lemah, sifatnya yang sangat peka dan perasalah sesunguhnya yang membuatnya selalu mengutamakan hati daripada logika atau akalnya. Wanita, sesungguhnya nya dia adalah wanita yang kuat, bahkan sangat kuat baik secara fisik maupun batin.Â
Ya kembali lagi pada pernyataan sebekumnya jika wanita lebih magutamakan hati dan perasaan. Hal inilah yang menjadikan wanita kemudian dianggap sebagai mahluk yang lemah, dan karena ini pula bahwa wanita selalu dianggap dibawah laki-laki.
Dari situ kemudian muncullah suara-suara yang mengatasnamakan kesetaraan gender sebagai suatu wadah untuk menaikan dan menjungjung hak-hak juga keadilan untuk wanita. Mereka berbicara tentang hak wanita tentang kesetaraan wanita. Dan tentang samanya kedudukan wanita dan laki-laki.
Hal tersebut boleh saja, penulis un tidak begitu mempermasalahkan dengan adanya kesetaraan gender. Akan tetapi kesetaraan yang sperti apa yang wanita inginkan, kesetaraan yang bagaimana yang pantas untuk dimiliki oleh kaum wanta terhadap laki-laki.Â
Sering kali banyak orang yang mengsaah artikan sebuah Gerakan kesetaraan gender. Bahkan terkadang dengan mengatasnamakan kesetaraan gender menjadikan kaum wanita bersikap dan bertindak diluar batas dari kodrat mereka sebagai seorang wanita. Dengan mengatasnamakan keseteraan gender pula bukan brarti kaum wanita dapat menghalakan semunya.
Berbicara mengenai kesetaraan gender, sebagai umat islam tentunya akan ada banyak prespektif dengan bahasan yang tiada batas. Al-Qur'an yang merupakan kitab suci dan pedoman hidup umat Islam, didalamnya mengatur segala apa yang ada di bumi juga mengatur pola hidup umat Islam termasuk wanita.Â
Maka prespektif mengenai kesetaraan gender ini  cakupanya sangatlah luas. Juga standar keseteraan  menurut setiap negara juga akan berbeda pula karena dilatar belakangi oleh berbedanya budaya, tradisi, dan agama dari setiap wilyah. Kita tidak bisa menyama ratakan semuanya.Â
Mungkin di wilayah bagian Eropa bisa saja seorang wanita dapat bekerja dikantor dan memiliki jabatan yang bahkan diatas laki-laki Sedang di wilayah bagian timur, jangankan untuk berkerja di kantor dan memiliki jabatan yang tinggi. Bisa bekerja saja adalah sebuah kelangkaan dikalangan Timur, karena bukan merupakan adat kebiasaan masyarakat Timur.
Kepantasan, ya sebuah kepantasan yang sebenarnya hendak di bahas  dalam hal ini. Akan tetapi dalam sebuah kepantasan ini sedikit banyaknya berhubungan dengan bahasan tentang adanya kesetaraan gender. Ketika seorang wanita dihadapkan pada perihal kesetaraan gender, sesungguh ada hal yang aterlupakan darinya yaitu sebuah kepantasan, mungkin kaum wanita bisa saja melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh kaum laki-laki.Â
Tapi apakah pekerjaan tersebut pantas untuk dilakukan oleh seorang wanita dan sebaliknya begitupun dengan kaum laki-laki. Misalnya saja, kaum wanita mungkin ada yang pandai dalam memanjat pohon karena memiliki tangan dan kaki yang kuat atau seorang wanita yang loncat dari sebuah pagar karena memiliki badan yang tinggi. Apakah hal tersebut pantas untuk dilakukan oleh seorang wanita.Â
Contoh hanya sebagian kecil saja contoh yang bisa diambil. Terlepas dari itu, memang wainita sudah seharusnya memiliki perangai yang lembut dan manis. Selain daripada itu adalah segala yang dilakukan oleh kaum wanita di batasi oleh rasa malu yang dimilikinya, dan memang sudah seharusnya kaum wanita memiliki rasa malu. Sebagaimana sabda Rosulullah Saw: