Mohon tunggu...
ERA SOFIYAH
ERA SOFIYAH Mohon Tunggu... Penulis - AKU ADALAH AKU BUKAN KAMU DIA ATAU MEREKA, KITA ADALAH SATU DAN KAMI BERSAUDARA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

AKU ADALAH AKU BUKAN KAMU DIA ATAU MEREKA, KITA ADALAH SATU DAN KAMI BERSAUDARA

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Eksistensi Drama Radio Dalam Penanggulangan Bencana di Masa Depan

6 Juli 2017   16:41 Diperbarui: 6 Juli 2017   17:45 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                  Beberapa waktu lalu, saya sempat berbincang hangat dengan seorang pakar herbalis tentang bermacam khasiat obat-obatan alami asli Indonesia. Tak lama, beliau yang asli Aceh Meulaboh bercerita tentang kondisi masyarakat serambi Mekkah pasca tsunami dahsyat yang menelan lebih dari 300.000 jiwa. Menurut bapak yang sudah lebih dua puluh tahun berpraktek sebagai herbalis ini, gempa berkekuatan 9 skala ritcher lebih dari satu dekade lalu benar-benar menyisakan trauma tak berkesudahan. Kehilangan salah satu kerabatnya, dan jasadnya tak diketemukan sampai sekarang cukup menyisakan luka dihatinya. 

Kami sudah terbiasa merasakan guncangan diatas 5 SR. Bahkan kami masih bisa terlelap tidur walaupun ranjang seringkali bergetar hebat. Namun tsunami lalu benar-benar diluar kendali manusia. Cobaan ini bukan hanya guncangan bagi Aceh tapi juga dunia, ujarnya dengan mata menerawang. Saya hanya bisa menangis dalam hati mendengar penuturan beliau. Terbayang dalam benak saya, situasi yang kerap menyimpan misteri dan sewaktu-waktu siap mengancam jiwa mereka. Sementara di lokasi yang amanpun, sedikit saja getaran bumi sudah membuat saya panik luar biasa. Namun bagi saudara-saudara di aceh, tsunami menjadi bagian tapak hidup yang menyisakan sejarah kelam. Masih menurut beliau yang juga menjadi tim relawan terapy healing, sampai saat ini masih banyak korban tsunami yang belum mampu bangkit dari keterpurukan dan masih sangat membutuhkan rehabilitasi baik secara medis maupun kejiwaan.

***

Posisi geografis dan geodinamik Indonesia telah menempatkan tanah air kita sebagai salah satu wilayah yang rawan bencana alam (natural disaster prone region ). Tempat dimana tiga lempeng besar dunia bertemu, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Interaksi antar lempeng-lempeng tersebut lebih lanjut menempatkan Indonesia sebagai wilayah yang memiliki aktivitas kegunungapian dan kegempaan yang cukup tinggi. Lebih dari itu, proses dinamika lempeng yang cukup intensif juga telah membentuk relief permukaan bumi yang khas dan sangat bervariasi, dari wilayah pegunungan dengan lereng-lerengnya yang curam dan seakan menyiratkan potensi longsor yang tinggi hingga wilayah yang landai sepanjang pantai dengan potensi ancaman banjir, penurunan tanah, dan tsunami.

Unsur kunci dari terjadinya bencana adalah resiko, yaitu kemungkinan timbulnya kerugian (kematian, luka-luka, kerusakan harta, gangguan kegiatan perekonomian, dan berbagai kerugian lainnya) karena suatu bahaya atau ancaman bencana terhadap suatu wilayah dan pada suatu kurun waktu tertentu. Tidak semua potensi bahaya alam akan menimbulkan resiko bencana. Apabila suatu peristiwa yang memiliki potensi bahaya terjadi di suatu daerah dengan kondisi yang rentan, maka daerah tersebut beresiko terjadi bencana. Jadi resiko dipengaruhi oleh faktor-faktor bahaya (hazards) dan kerentanan (vulnerability)

managemen-bencana-4-638-595e0021935135626a4babd2.jpg
managemen-bencana-4-638-595e0021935135626a4babd2.jpg
Lebih lanjut, dosen Perencanaan Wilayah dan Kota dari University of Hawaii, Amerika Serikat, Dolores Foley, Ph.D. seperti dikutip http://www.ugm.ac.id, , mengatakan selama satu dekade terakhir, sejumlah bencana memberikan dampak sangat buruk bagi daerah yang memiliki tujuan wisata pesisir. Dia menyebutkan, di Indonesia ada 28 wilayah yang rawan terkena gempa dan tsunami, termasuk daerah yang menjadi favorit tujuan wisata seperti Bali, NTB dan NTT. Menurutnya, Bali rawan terkena gempa karena berada di posisi cincin api pasifik. Bali termasuk daerah berisiko kena tsunami tinggi dengan pantai dataran rendah, tapi untungnya dilindungi oleh pulau Jawa dan Sumatera dari kejadian tsunami di samudera Hindia tahun 2004. Wilayah lain yang berisiko terkena gempa dan tsunami tersebut diantaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen, Fak-fak, dan Balikpapan.

Hikmah atas peristiwa bencana yang selama ini terjadi, ternyata belum tercermin pada upaya penanganan bencana. Secara umum dapat dikatakan bahwa penanganan resiko bencana selama ini belum sistematis dilakukan dalam domain-domain bencana yang spesifik dan bervariasi. Penanganan umumnya dilakukan dalam kondisi darurat, reaktif ketika bencana terjadi, dengan data dan informasi sangat minim, belum dilakukan secara proaktif untuk mencegah dan mengurangi dampak resiko bencana.  

Peningkatan kerentanan bencana ini akan lebih diperparah lagi apabila masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana sama sekali tidak menyadari dan tanggap terhadap adanya potensi bencana di wilayahnya. Sementara tingkat kepekaan terhadap tanda-tanda bencana secara tradisional seperti sensitive terhadap perilaku binatang dan perubahan suhu sudah mulai menurun, sedangkan kemampuan membaca bencana secara modern masih belum memiliki. Untuk itu, upaya-upaya yang komprehensif dan berkesinambungan untuk mengurangi potensi dampak kerugian akibat bencana ini terus diupayakan pemerintah lewat berbagai perundangan baik di tingkat pusat maupun daerah.

Pendekatan proaktif dalam pengurangan resiko bencana merupakan salah satu bagian terpenting dari konsep penanggulangan bencana. Karena itulah muncul pengelolaan penanganan bencana atau yang lebih dikenal dengan mitigasi bencana. Mitigasi bencana pada umumnya dilakukan dalam rangka mengurangi kerugian akibat kemungkinan terjadinya bencana, baik itu berupa korban jiwa dan/atau kerugian harta benda yang akan berpengaruh pada kehidupan dan kegiatan manusia. Selain itu, mitigasi bencana umumnya juga dimaksudkan untuk mengurangi konsekuensi-konsekuensi dampak lainnya akibat bencana, seperti kerusakan infrastruktur, terganggunya kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Hal ini berarti bahwa kegiatan mitigasi seharusnya sudah dilakukan dalam periode jauh-jauh hari sebelum kejadian bencana, yang seringkali datang lebih cepat dariwaktu-waktu yang diperkirakan, dan bahkan memiliki intensitas yang lebih besar dari yang diperkirakan semula.

Usaha mitigasi dapat berupa prabencana, saat bencana, dan pasca bencana. Prabencana berupa kesiapsiagaan atau upaya memberikan pemahaman pada penduduk untuk mengantisipasi bencana, melalui pemberian informasi, peningkatan kesiagaan kalau terjadi bencana serta langkah-langkah untuk memperkecil resiko bencana. Pada saat kejadian berupa tanggap darurat yaitu upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana untuk menanggulangi damepak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban, harta benda, evakuasi dan penguangsian. Pascabencana berupa pemulihan rehabilitasi dan pembangunan.

Untuk mendefinisikan rencana atau strategi mitigasi yang komprehensif, tepat dan akurat, perlu juga dilakukan kajian resiko, sehingga  gambaran potensi bahaya alam yang mungkin terjadi disuatu daerah dapat diketahui, prioritas-prioritas bahaya dan kerentanannya pun dapat diidentifikasi dengan tepat. Dengan demikian kesiapan bencana bertujuan untuk meminimalisir kerugian, melalui tindakan-tindakan yang cepat, tepat, dan efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun