Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya lebih suka mengkritik kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak baik dan seharusnya kita rubah menjadi kebiasaan yang lebih baik seperti bangsa Eropa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ternyata Indonesia Hobi Impor Dan Berutang, Apa yang Bisa Dilakukan?

28 November 2024   13:15 Diperbarui: 28 November 2024   13:16 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia, dengan segala potensi alam dan sumber daya manusianya, masih menghadapi kenyataan pahit: ketergantungan pada impor dan utang. Meski kebijakan ini sering dianggap perlu untuk memenuhi kebutuhan dan mendorong pembangunan, ketergantungan yang berlebihan dapat menjadi ancaman bagi kemandirian ekonomi negara. Namun, apa sebenarnya penyebab di balik kondisi ini, dan langkah apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?

Mengapa Indonesia Bergantung pada Impor?

Impor di Indonesia sebagian besar mencakup bahan baku industri, pangan, hingga barang konsumsi. Beberapa alasan utamanya meliputi:

1. Ketergantungan pada Teknologi dan Bahan Baku: Banyak industri dalam negeri belum mampu menghasilkan bahan baku atau produk setengah jadi secara efisien.

2. Produktivitas Pertanian yang Rendah: Sektor pertanian sering kali menghadapi masalah seperti kurangnya teknologi, akses modal, dan infrastruktur, sehingga hasil panen tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri.

3. Preferensi Konsumen: Produk impor sering dianggap lebih berkualitas dibandingkan produk lokal, sehingga mendorong permintaan yang tinggi.

Mengapa Utang Negara Terus Bertambah?

Utang luar negeri menjadi alat pembiayaan utama untuk proyek infrastruktur besar dan program sosial. Namun, utang ini juga meningkat karena:

1. Defisit Anggaran: Pendapatan negara, termasuk pajak, belum mampu menutup kebutuhan belanja.

2. Proyek Non-Produktif: Sebagian utang digunakan untuk pengeluaran yang tidak menghasilkan pemasukan langsung, seperti subsidi atau operasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun