Mohon tunggu...
Yasir Husain
Yasir Husain Mohon Tunggu... Guru - Guru

Teacher; Penulis Buku Nasihat Cinta dari Alam, Surga Menantimu, SETIA (Selagi Engkau Taat & Ingat Allah)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tersenyum dan Menangis Seperti Awan

2 Januari 2019   15:35 Diperbarui: 2 Januari 2019   15:58 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: id.aliexpress.com

Menangis dan tersenyum adalah reaksi emosional yang ditampakkan manusia akibat kondisi tertentu. Menangis sering kali berhubungan dengan kesedihan walaupun tak jarang ada yang menangis karena bahagia. Sementara tersenyum---umumnya---merupakan ekspresi kebahagiaan yang melegakan hati.

Seringkali kita mendengar istilah air mata buaya, yaitu air mata yang mengalir karena tangisan yang dibuat-buat. Adapula senyum kecut, senyum sinis, dan serupanya; yaitu senyum yang tak menggambarkan keikhlasan. Apapun istilahnya, tangisan dan senyuman itu selalu terbagi dua, ikhlas dan palsu.

Tangisan terbaik adalah menangis karena Allah, seperti senyum terbaik juga tersenyum karena Allah. Menangis karena Allah berarti tangisan yang membawa manfaat dan sangat berharga bagi pelakunya. Begitupun senyum karena Allah, akan menampakkan keindahan dan kedamaian di wajah pelakunya.

Coba perhatikan awan yang berada di angkasa. Ketika ia mendung, berwarna gelap kehitam-hitaman, maka tunggulah beberapa saat kemudian. Umumnya, awan yang gelap akan menumpahkan hujan, seolah ia menangis, air hujan itulah yang menjadi air matanya. Hujan yang turun ke bumi memberi banyak manfaat untuk alam.

Perhatikan pula sesaat ketika selesai turun hujan, awan kembali memutih, bersih, tiada gelap dan hitam lagi. Ia kembali cerah, menampakkan keindahan yang dipadukan dengan birunya langit. Seolah menggambarkan bahwa, setelah ia menangis maka ia akan tersenyum lega penuh bahagia dan keceriaan.

Awan yang hitam dan gelap, menggambarkan bahwa manusia juga bisa gelap dan hitam dengan dosa-dosanya. Jika awan perlu menangis agar kembali putih, maka manusia pun demikian. Manusia perlu menangis, menyesali setiap perbuatan dosa yang telah dilakukan dalam taubatnya di hadapan Allah Ta'ala.

Menangis karena Allah adalah tangisan yang bermanfaat. Menangis yang dilakukan karena menyesali dosa-dosa, menangis karena takut kepada Allah, menangis saat mengingat Allah ketika sendirian. Semuanya adalah tangisan yang akan menghadirkan pahala, menangis yang bermanfaat seperti tangisan awan dalam hujan yang membawa manfaat untuk alam semesta.

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu (yang telah diperah) bisa masuk kembali ke tempat keluarnya." (HR. Tirmidzi)

Pada hadis lain juga diriwatkan,

 "Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; .... dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis)." (HR. Bukhari & Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun