Mohon tunggu...
Yasir Husain
Yasir Husain Mohon Tunggu... Guru - Guru

Teacher; Penulis Buku Nasihat Cinta dari Alam, Surga Menantimu, SETIA (Selagi Engkau Taat & Ingat Allah)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapa yang Bahagia, Dia yang Senang Melihat Kebahagiaan

30 Desember 2018   19:04 Diperbarui: 30 Desember 2018   19:28 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar disediakan oleh piah.com

Pernah merasakan perasaan bahagia? Pernah merasakan perasaan tenang dalam hati, damai dalam pikiran, dan tentram dalam pergaulan? Semua itu adalah rasa yang positif. Rasa yang menghilangkan segala kegelisahan, kegalauan, dan kerisauan.

Ya, rasa nyaman yang tumbuh di dalam hati akan memancarkan aura kebahagiaan pada diri kita. Semakin lama rasa itu bertahan, semakin lama pula ketenangan yang kita rasakan. Tapi, rasa itu bisa seketika hilang dengan pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Lalu, hilanglah kebahagiaan berganti dengan ketidaktenangan.

Ketika rasa di dalam hati masih banyak tergantung dengan situasi di luar, maka rasa nyaman di dalamnya tidak akan stabil. Ketika rasa di dalam hati sumbernya berasal dari situasi dari luar, maka kebahagiaan yang timbul di dalamnya hanyalah kebahagiaan semu.

Ada orang yang terlihat senang, tapi senangnya ketika melihat orang lain susah. Saat orang lain senang, malah dia yang jadi susah. Bahagia dengan penderitaan orang lain dan menderita dengan kebahagiaan orang lain. Rada semacam inilah yang tidak pernah mendapatkan ketenangan sejati.

Jika kita menyelami lagi makna bahagia, kita akan semakin sadar bahwa bahagia itu hakikatnya akan terikat erat dengan kebahagiaan-kebahagiaan lainnya. Kebahagiaan sejati akan tumbuh sebab kebahagiaan juga, yaitu rasa tenang, nyaman dan damai.

Rasa bahagia adalah rasa yang berkembang di dalam hati, yang nutrisinya bukan dari berbagai penyakit hati. Rasa bahagia adalah rasa yang tumbuh dari partikel-partikel kebaikan, rasa positif, yang jauh dari kebencian, iri dan dengki.

Olehnya itu, jika saat ini kita mengaku bahagia, tentunya kebahagiaan itu akan bertambah saat kita melihat orang-orang di sekitar kita pun bahagia. Jika saat ini kita mengaku bahagia, maka rasa benci di dalam hati, iri, dendam dan dengki, akan kita buang jauh-jauh. Sebab kebahagiaan sejati adalah rasa yang terus berkembang mencari kebahagiaan lainnya.

Singkatnya, orang yang bahagia adalah orang yang senang dengan kebahagiaan, termasuk senang terhadap kebahagiaan orang lain, kebahagiaan orang-orang di sekiranya. So, sudahkah kita bahagia hari ini?

"Jika sampai saat ini, kebahagiaan masih belum mau menetap dengan konsisten di dalam hati, bisa jadi di dalam hati kita masih tumbuh bibit kebencian, iri, dendam dan dengki."

Wallahu A'lam

Yasir Husain, Penulis Buku SETIA (Selagi Engkau Taat & Ingat Allah)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun