Ini bukan perkara tentang ego diri sendiri, pun urusan pribadi yang hanya bisa diinterfensi oleh diri sendiri. Tapi ini tentang aku dan engkau, kita dan kalian, kami dan mereka. Ya, ini tentang kita semua, tentang kebersamaan kita.
Dapatkah ego kita bersatu, saat syawat kuasa menyelinap menghiasi kebersamaan dan perlahan memanas. Ego kita beda. Cara pandang kita beda. Senyum kita pun beda. Kita pun tak bisa saling interfensi.
Jika  demikian, baiklah kita berkaca pada pengalaman silam. Persaudaraan dijaga. Kepentigan umum, di atas kepentingan pribadi. Bukan kepentingan pribadi, di atas kepentingan umum. Mengkritisi itu penting. Nyinyir juga mungkin penting, tanpa mengikisi nilai kebersamaan, persaudaraan, persatuan.
Aku dan engkau, kami dan kalian, kita dan mereka, adalah sepenggal perbedaan yang kadang bisa dimanipulasi.
Semua kita tahu tentang hal itu. Untuk kita semua marilah beriktiar: bila kita tak sanggup melakukannya, baiklah diam menjadi pilihan. Bila tak sanggup menyejukan kalbu, janganlah memanaskan bara perbedaan.
Waingapu, 24 Maret 2018