Mohon tunggu...
YASINTA INDRIYANI
YASINTA INDRIYANI Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Guru TK Aisyiyah 1 Magetan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Kegiatan Mengelompokkan Benda di TK Aisyiyah I

28 November 2020   02:51 Diperbarui: 28 November 2020   03:09 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengembangan peningkatan kemampuan berhitung permulaan di PAUD bertujuan untuk memperkenalkan dalam menggunakan hitungan. Teori perkembangan struktur intelektual yang dikemukakan oleh Piaget bahwa anak yang berusia 2-7 tahun mengalami struktur intelektual pada tahap yang disebut tahap pra operasional.

Usia pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui permainan berhitung. Permainan berhitung di PAUD tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitifnya saja tetapi juga kesiapan mental, sosial, dan emosional. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan (Depdiknas, 2000).

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan cara meningkatkatkan kemampuan berhitung anak dengan menerapkan kegiatan mengelompokkan benda yang menyenangkan, aman dan kreatif di TK Aisyiyah 1 Magetan.

Subyek Penelitian adalah anak kelompokA TK Aisyiyah 1 Magetan yang berjumlah 15 anak, Terdiri dari 7 anak laki-laki, dan 8 anak perempuan. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan lembar ceklis. Peningkatan kemampuan berhitung dapat dilihat dari aktivitas belajar anak dengan 3 indikator yaitu menunjuk angka, mengelompokkan angka, dan menulis simbol angka.

Berdasar hasil penetian yang yang dilakukan sebanyak 3 siklus dapat disimpukan bahwa penerapan kegiatan mengelompokkan benda dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak, karena terjadi peningkatan hasil belajar yaitu siklus 1 sebanyak 53,3% , Siklus 2 sebanyak 73,3% , dan siklus 3 sebanyak 86,7% dengan nilai keberhasilan ketuntasan yaitu 76%.

Dalam pembelajaran hendaknya dilakukan secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan sehingga dapat mendorong anak untuk cepat belajar berfikir kritis.

Pendidikan anak usia dini merupakan suatu hal yang penting dan tidak dapat diabaikan untuk keberhasilan pendidikan selanjutnya. Undang-undang sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang dilakukan melalui pemberian rangsangan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun. Pembinaan tersebut dilakukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki sekolah lebih lanjut.

Berdasarkan Undang-undang pendidikan no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14 dapat dikatakan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan suatu lembaga yang mengemban tugas dalam proses perolehan pendidikan bagi anak usia dini. Pendidikan anak usia dini yang berperan sebagai peletak kemampuan dasar bagi persiapan anak dalam menghadapi tugas perkembangan selanjutnya harus mampu memberikan rangsangan yang dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang dimiliki anak secara keseluruhan, termasuk aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Perkembangan kognitif anak meliputi kemampuan otak anak dalam memperoleh, mengolah, dan menggunakan Informasi tersebut menjadi sebuah pengetahuan bagi dirinya. Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan berfikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajar, menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, mengembangkan kemampuan logika atematika, mengelompokkan atau klasifikasi, serta kemampuan berfikir teliti (Departemen Pendidikan Nasional, 2004: 6).

Pada tahap pra operasional anak belum dapat berfikir abstrak. Pada tahap ini anak mempelajari masalah sebelum bertindak dan terlibat dalam kegiatan. Pikiran mereka masih terkait dengan objek konkret. Pada usia ini anak didalam berfikirnya tidak didasarkan pada keputusan yang logis melainkan hanya dilihat seketika. Perilaku yang dapat diamati pada perkembangan anak dalam usia ini, antara lain anak menggunakan kata-kata untuk menyatakan suatu benda, menghitung secara sederhana, anak secara konkret dapat melakukan perbandingan lebih tinggi dan lebih banyak. Pada tahap permulaan pra operasional, anak masih sukar melihat hubungan dan mengambil kesimpulan secara konsisten. Salah satu bagian dari perkembangan kognitif yaitu perkembangan matematika.

Matematika pada usia anak dini dipahami sebagai suatu pembelajaran tentang membilang angka dan benda. Kemampuan berhitung adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Sedangkan membilang yaitu menghitung dengan menyebut satu persatu untuk mengetahui berapa banyaknya benda. Kemampuan membilang untuk anak usia dini adalah kapasitas seorang anak untuk menghitung dengan menyebut satu persatu untuk mengetahui jumlah benda contoh : membilang dengan menunjukkan benda seperti jumlah benda yang berukuran besar, jumlah benda yang berukuran kecil dan berdasarkan warna yang sama, maupun jumlah benda dengan bentuk yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun