Mohon tunggu...
YASFINA ARBA
YASFINA ARBA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketahanan Energi

It's not going to be easy, but it's going to be worth it

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Analisis Kebijakan Energi Terkait Dampak Perang Rusia - Ukraina terhadap Ketahanan Energi

28 Agustus 2022   12:18 Diperbarui: 1 September 2022   11:18 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Konflik yang terjadi antara Rusia -- Ukraina memberikan pengaruh salah satunya terhadap sector energi global, termasuk Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Rusia adalah salah satu produsen terbesar di dunia, khususnya eropa. Ketidakpastian pasokan energi dari Rusia memicu kenaikan harga energi khususnya minyak mentah (crude oil). Kondisi tersebut memberikan keuntungan juga kerugian bagi pihak yang berkaitan. Keuntungan dapat dirasakan oleh negara yang memiliki sumber daya minyak besar atau dikenal dengan negara petrodollar karena kenaikan harga crude membuat pendapatan meningkat, tidak hanya negara tetapi juga perusahaan perminyakan. Namun, hal tersebut juga membawa kerugian bagi negara yang memiliki sedikit sumber daya minyak seperti Indonesia karena statusnya sebagai net oil importer. Tingginya harga minyak menyebabkan nilai impor migas Indonesia meningkat. Secara makro, kondisi ini akan memberikan tekanan negatif bagi neraca perdagangan, neraca pembayaran, dan fiskal kita melalui kenaikan subsidi energi. Sedangkan secara mikro, kenaikan harga minyak membawa irmplikasi bagi korporasi migas secara beragam.

Dalam pemenuhan serta dukungan pada ketahanan energi diperlukannya kebijakan -- kebijakan atau politik dalam energi. Politik energi dapat dikatakan sebagai suatu strategi untuk menjadikan energi sebagai alat politik dari suatu negara dalam rangka menghadapi persaingan global. Politik energi biasanya diterjemahkan dalam kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam berbagai aspek untuk mendukung sector energi. Pada umumnya kebijakan di sector energi sendiri meliputi kebutuhan, penyediaan, pengembangan, pemanfaatan, harga energi, waktu, tempat, serta tanggung jawab.

Masalah kebijakan merupakan suatau rangkaian nilai -- nilai yang tidak dapat direalisasikan sehingga menimbulkan suatu kesenjangan. Hal tersebut juga berkaitan dengan kebutuhan atau kesempatan yang bagaimanapun harus tetap diidentifikasi dan dapat dicapai melalui aksi publik. Sering kita melihat analis kebijakan gagal yang mana hal tersebut bukan dikarenakan mereka memperoleh hasil yang salah untuk masalah yang benar melainkan mereka menyelesaikan masalah yang salah. Berbagai informasi yang ada kaitannya dengan kebijakan merupakan masalah kebijakan, masa depan kebijakan, aksi kebijakan, hasil kebijakan, hingga kinerja kebijakan. 

Perlu diketahui bahwa dalam menganalisis kebijakan diperlukannya kolaborasi lima prosedur umum yang sering dipakai untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh manusia yakni definisi, prediksi, preskripsi, deskripsi, dan yang tidak kalah penting adalah evaluasi. Dengan adanya prosedur perumusan masalah kita dapat menentukan dan mengidentifikasi dengan tepat terkait masalah kebijakan yang digunakan sebagai fokus. Analisis kebijakan dapat dilakukan dengan berbagai cara.berikut adalah betuk analisis kebijakan menurut Dunn :

  • Analisis Kebijakan Prospektif atau Prediktif : Analisis ini merupakan metode dimana kebijakan yang mengarahkankajiannya pada konsekuensi kebijakan sebelum suatu kebijakan diterapkan.
  • Analisis Kebijakan Retrospektif atau Evaluatif : Merupakan metode analisis kebijakan terhadap akibat kebijakan yang telah diterapkan.
  • Analisis Kebijakan Integratif : Merupakan metode bentk perpaduan anatara kebijakan prospektif dan kebijakan retrospektif.

Selain hal tersebut, analisis kebijakan juga memiliki fokus kajian terhadap tiga hal yang perlu dipedomani ketika menjalankan analisis kebijakan yaitu (Nawaw, 2009) :

  • Definisi masalah sosial
  • Implementasi kebijakan
  • Akibat -- akibat kebijakan

Dengan fokus terhadap tiga kajian tersebut maka akan memudahkan proses analisis kebijakan serta mendefinisikan permasalahan yang akan diselesaikan dengan penerapan suatu kebijakan. Kebijakan yang di implimentasikan tentunya akan memberikan dampak sebab akibat bagi beberapa pihak. Berkaitan dengan dampak perang Rusia -- Ukraina terhadap harga minyak mentah yang mana memberikan dampak terhadap  kenaikan hara BBM di indonesia. Salah satunya terkait dengan pengendalian BBM bersubsidi.

Dalam hal ini, tujuan pemerintah dalam menjalankan kebijakan subsidi BBM kepada masyarakata adalah untuk memberikan keringanan beban hidup kepada masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah sehingga dengan begitu masyarakat menengah kebawah tetap bisa beraktivitas menggunakan BBM. Namun, kita ketahui Bersama bahwasanya kebijakan subsidi BBM tersebut tidak berjalan dengan baik karena tidak tepat sasaran. 

Banyak pihak dalam kategori mampu yang masih memnafaatkan keberadaan BBM bersubsidi untuk dikonsumsi setiap harinya. Oleh sebab itu maka dibutuhkan kebijakan yang tepat untuk memberikan solusi terkait dengan permasalahan tersebut. Manfaat lainnya apabila BBM bersubsidi dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran juga kan membantu keuangan negara yang terbebani Kembali berkurang karena adanya pembatasan yang memadai terkait kuota BBM bersubsidi yang memang hanya diberikan kepada masyarakat yang berhak menerimanya.

Terkait dengan praktek -- praktek pemanfaatan energi masih terdapat hal -- hal yang kontroversial seperti impor migas. Berbagai kebijakan telah diterapkan oleh pemerintah, pemberian subsidi adalah salah satunya.dalam mengimplementasikan suatu kebijakan pentingnya untuk mempertimbangkan berbagai hal juga memperhatikan dari segi komunikasi, disposisi, sumber daya, dan struktur birokrasi yang ada. Kedepannya harus  ada road map yang jelas terkait dengan pengurangan BBM juga yang mana dapat disubstitusi dengan energi terbarukan karena Indonesia saat ini concern terhadap pencapaian net zero emission di tahun 2060. Selain itu, harus adanya perubahan paradigma tentang sumber daya energi nasional yang mana jangan hanya dilihat sebagai komoditi untuk meningkatkan penerimaan negara saja melainkan yang lebih penting ialah sebagai sumber daya alam yang meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran rakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun