Mohon tunggu...
Yas Arman Prayatna
Yas Arman Prayatna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ilmu untuk Hidup dan Hidup Untuk Ilmu

Baca apa yang harus dibaca, Berfikir apa yang semestinya difikir, dan kerjakan apa yang Harus untuk di Kerjakan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meneladani Sosok Wartiah, Politisi Perempuan yang Ditakuti di Udayana

6 Maret 2019   13:00 Diperbarui: 6 Maret 2019   13:11 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi seorang tokoh publik pemerintahan mungkin merupakan dambaan setiap orang, terlebih -- lebih menjadi seorang wakil rakyat. Masyarakat tentu tahu, bagaimana kerasnya perjuangan mendapatkan mandat rakyat untuk menjadi wakilnya di pemerintahan. Selama 1 hari dalam 5 tahun (periode), di gelar pesta demokrasi untuk memilih wakil di setiap tingkatan, DPRD Kabupaten/ Kota, DPRD Provinsi dan DPR RI. Rakyat patut berbangga hati, karena ditangannyalah calon-calon wakil rakyat itu mengharapkan mandat suara, agar bisa terpilih sebagai pemenang. Berbagai cara dilakukan, berbagai strategi dijalankan guna mendapatkan mandat itu, tak jarang cara kotor pun dilakukan, seperti menyogok rakyat dengan uang atau money politik.

Namun publik harus meembuka mata, bahwa memilih pemimpin dengan cara seperti itu berarti kita telah melahirkan wakil rakyat yang memiliki karakter seperti itu pula. Tak jarang kemudian, beberapa oknum wakil kita terjerat dalam kasus-kasus hukum seperti korupsi dan lain-lain. Siapa yang harus disalahkan? Wakil rakyatnya kah? Tentu rakyat yang memilihnya pun harus dimintai pertanggung jawabannya.

Namun di Provinsi Nusa Tenggara Barat, ada sosok seorang wakil rakyat yang namnya berkumandang seantero Bumi Gora. Seorang politisi perempuan yang di kenal ramah, sederhana dan santun namun garang layaknya singa di Udayana. Garangnya tentu dalam memperjuangkan hak-hak rakyat dan kepentingan masyarakat NTB. Sosok yang cocok untuk di teladani dan di ikuti dalam berpolitik , beliau bernama Hajjah Wartiah.

Nama Hajjah Wartiah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat NTB. Seoraang Politisi perempuan hebat yang sukses dalam menjalankan amanh rakyat yang memilihnya. Beliau telah mewakili masyarakat NTB selama 3 periode (15 tahun) lamanya. Tentu waktu yang cukup lama, jika kita andaikan umur anak 15 tahun tentu sudah beranjak dewasa. Mendapatkan hati rakyat yang memilihnya selama itu tentu tidak mudah dan instan, tentu ada hal yang istimewa dari diri beliau sehingga di cintai masyarakatnya.

Keistimewaan yang kita selalu dengar dalam ucapan masyarakat soal Hajjah Wartiah adalah kesederhanaanya dalam kesehariannya. Menjadi seorang wakil rakyat tentu yang terfikirkan dalam benak kita adalah kehidupan serba berkecukupan dan mewah. Maklum, gaji seorang anggota DPRD Provinsi konon dengar-dengar sampai di angka 50 an juta lebih, belum lagi dana reses dan aspirasi ber milyaran, kalau kita bayangkan itu, yang terngiang hanya uang dan uang. Namun, ternyata itu tidak nampak dari seorang Wartiah. Beliau tetap sederhana, bersahaja dan tampil apa adanya layaknya seorang masyarakat biasa. Tak jarang jika kita berkunjung kerumahnya, kesantunan suasana tenang nyaman akan kita dapatkan. Tidak ada kecanggungan sedikitpun, bahkan sering kali beliau bercerita pengalaman-pengalaman uniknya ketika turun menyapa masyarakatnya.

Membangun kedekatan dengan konstituen memang tidak mudah bagi seorang politisi, karena dibutuhkan sosok karakter yang lahir dari hati, bukan dibuat-buat. Banyak di antara politisi kita hari ini, hanya mencari rakyat ketika datangnya pemilu, hanya cukup dengan angka rupiah kemudian suara didaptkan, duduk kembali menjadi anggota dewan. Siklusnya begitu terus, kalau tidak diputus oleh rakyat sendiri, maka jangan berharap mendapatkan wakil rakyat yang amanah dan sesuai keiinginan kita, jika kita sendirilah yang awalnya di nominalkan oleh beberapa digit angka rupiah.

Sebagai pengemban amanah rakyat di Udayana, Wartiah tampil keras dan tegas apa lagi soal menyangkut dengan kepentingan rakyatnya. Kerap kali dibeberapa paripurna dan pandangan-pandangan Fraksi, Wartiah menjadi garda terdepan pengawal kebijakan, jika ada yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyatnya, tidak segan-segan dirinya berlaku keras dengan dinas-dinas jika ada hal yang tidak relevan. Bahkan politisi-politisi laki-laki di Udayana konon katanya banyak yang takut jika sosok Wartiah marah dalam sidang. Karakter ini tentu harus ada pada diri seorang politisi, jika tidak politisi hanya akan di cap sebagai wakil rakyat yang tak melakukan apa-apa dalam mengurus rakyat.

Saat ini, Hajjah Wartiah diberikan amanah menjadi Ketua Komisi V DPRD Provinsi NTB. Komisi ini tentu dipilih karena background beliau memang fokus pada pendidikan dan pemberdayaan. Dipilih masyarakathya selama 3 periode tentu tidak disia-siakan oleh beliau. Pengabdian beliau dituangkan dalam program-program beliau salah satunya adalah pemberdayaan. Wartiah sangat fokus pada soal ini, oleh karena itu, disetiap aspirasi beliau mengalokasikan dana khusus untuk membantu usaha-usaha kecil menengah dengan bantuan permodalan melalui Kube (Kelompok Usaha Bersama). Dalam kurun waktu 4 tahun belakangan ini, sudah hampir 600 an lebih Kube dibantunya. Selain kube, bantuan beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu juga merupakan salah satu perioritas utamnya, tidak heran banyak mahasiswa-mahasiswa yang terbantu. Selain itu, pemberdayaan kaum lansia dan santunan anak yatim pun tidak luput dari perhatian beliau.

Program diatas hanya sebagian kecil dari program-program yang dilakukan oleh beliau di Udayana. Jika kita sebutkan satu-satu maka halaman dari tulisan ini tidak akan ada habisnya, mengingat beliau sudah 15 tahun menjadi anggota DPRD Provinsi. Menyebutkan ini tentu bukan niat ingin menampakkan kinerja namun, semata-mata ingin membuka cakrawala berfikir masyarakat bahwa kita butuh sosok beliau, dan kita patut jadikan tauladan untuk menciptakan Wartiah-wartiah baru lagi di NTB.

Sederhana dalam menjalani keseharian namun garang dan tegas dalam mengemban amanah rakyat di Udayana merupakan keteladanan yang harus di iikuti oleh politisi di NTB. Kita mendambakan sosok-sosok seperti itu agar rakyat nyaman dengan wakilnya di udayana dan nyaman dengan wakilnya di keseharian. Banyak dianatara wakil rakyat kita membangun tembok besar, seakan setelah terpilih membangun batas jauh dengan rakyat yang diwakilnya. Kita tentu berharap bahwa, di tahun 2019 ini akan lahir seorang Wartiah-Wartiah baru di Udayana, mengingat sosok beliau tidak akan lagi garang di Udayana sana. Karena prestasi beliau selama ini, di tahun 2019 ini dirinya berikhtiar memperbesar niatnya ingin mengabdi untuk masyarakat NTB di senayan . Dengan maju menjadi calon wakil rakyat NTB untk DPR RI Dapil NTB 2 dengan cakupan Pulau Lombok. Kita butuh sosok beliau di Senayan, yang nantinya dapat menjadi tauladan pula untuk politisi disana. Bagaimana dengan NTB? Kehilangan sosok Wartiah di Udayana, tentu akan terasa berbeda akan ada sesuatu yang hilang. Namun kita tentu berharap sosok Wartiah akan menjadi tauladan bagi wakil -wakil baru kita di Udayana. Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun