Mohon tunggu...
Yarifai Mappeaty
Yarifai Mappeaty Mohon Tunggu... Penulis - Laki

Keterampilan menulis diperoleh secara otodidak. Sejak 2017, menekuni penulisan buku biografi roman. Buku "Sosok Tanpa Nama Besar" (2017) dan "Dari Tepian Danau Tempe (2019).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Obrolan di Kios Bubur Kacang (2)

10 Maret 2018   18:20 Diperbarui: 11 Maret 2018   06:08 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

OBROLAN DI KIOS BUBUR KACANG (2)

Di kios bubur kacang itu, keesokan harinya, saya kembali bersua dengan sopir omprengan yang kemarin ngoceh menuding poligami sebagai penyebab lesbian dan gay. Ocehan  Bang Mamat-begitu ia dipanggil - pagi itu makin menjadi-jadi. Berita miring tentang Saipul Jamil yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap remaja 17 tahun, ia olah sedemikian menjadi alat pembenar bagi argumentasinya.  

Mendengar ocehan Mamat yang makin intelek saja, membuatku tidak tahan untuk tidak menjadi partisipan.

"Bang Mamat, coba jelaskan mengapa  abang menuding poligami sebagai penyebab lesbi dan gay".

Mamat tampak terdiam sejenak begitu aku ikut bicara. Ia lalu menghisap rokoknya dalam-dalam sembari perbaiki cara duduknya sebelum bicara.

"Ini yang mau kejelaskan kemarin, tetapi si Poltak itu keburu gebrak meja. Dia pikir aku menyindirnya. Dasar tukang kawin". Gerutu Mamat yang masih tampak kesal terhadap sikap Poltak kemarin.

"Yah sudah, lupakan saja." Selaku.

Mamat kemudian menjelaskan panjang lebar tanpa ada yang menyela.

"Begini, data riset menunjukkan bahwa perempuan lesbi pada umumnya ditemukan pada usia 25 - 40 dengan status single. Sedangkan pria gay pada umumnya usia 30 - 50 dengan status sudah punya isteri dan anak. Perempuaan menjadi lesbi lebih disebabkan oleh tingginya tingkat kesulitan yang dialami oleh perempuan pada usia tersebut untuk mendapatkan pasangan pria yang ideal. Tujuannya, antara lain, untuk memenuhi hasrat seksual yang begitu menggebu. Hal ini tentu saja sulit karena pria ideal yang diinginkannya, sudah menjadi suami perempuan lain. Inilah prakondisi yang dialami oleh seorang perempuan normal yang  dalam proses selanjutnya kemudian menjadi lesbi"

Mamat berhenti sejenak untuk menghirup kopinya yang sudah mulai dingin. Dan sambungnya lagi.

"Tetapi untuk mendapatkan pasangan lesbi, juga bukan perkara gampang dan memiliki kesulitan tersendiri. Itu sebabnya pasangan lesbi sangat protektif terhadap pasangannya masing-masing. Bahkan tidak segan membunuh orang lain yang dianggap mengganggu atau membunuh pasangannya sendiri bila terjadi penghianatan di antara mereka".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun