Mohon tunggu...
YanuarIwanSantoso
YanuarIwanSantoso Mohon Tunggu... Guru - Guru IPS pada SMPN 1CIPANAS CIANJUR

Tempat dan tanggal lahir Cirebon 06-01-1970, Jenis kelamin Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cianjur, Kabupaten Tanpa Bioskop

17 Februari 2020   16:50 Diperbarui: 17 Februari 2020   16:58 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Oleh : Yanuar Iwan. S

Cianjur letaknya tidak terlalu jauh dari Jakarta dan Bogor, kota tauco dan manisan dengan segala bentuk Kebudayaan Sunda yang cenderung homogen menyimpan daya tarik tersendiri terutama untuk para pendatang sementara  yang terus berdatangan setiap akhir pekan.                                                                    Daerah  yang potensial untuk berkembang disektor pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya bagi pecinta film, Cianjur bukanlah daerah yang nyaman dengan luas 3.840 km2 ternyata Cianjur tidak memiliki bioskop. 

Bioskop adalah media untuk pemutaran film dan film adalah sarana yang paling efektif didalam penyebaran unsur-unsur kebudayaan, melalui suatu film masyarakat bisa mengetahui situasi politik, sosial, dan ekonomi pada masa tertentu, film bisa menjadi alat propaganda, alat kepentingan politik, bisa juga menjadi media pendidikan, bisa menjadi alat toleransi antar agama, antar suku bangsa dan antar bangsa atau bisa juga menjadi alat untuk merusak moral bangsa tergantung masyarakat didalam memilah dan memilih suatu film terlebih diabad globalisasi ini, tentunya yang dirindukan oleh masyarakat pecinta film di Cianjur adalah film-film berkualitas yang dapat memperkaya wawasan kebudayaan dan sosial kemanusiaan.

Film membutuhkan bioskop, tidak ada gedung bioskop berarti tidak ada apresiasi terhadap bentuk-bentuk kesenian dan kebudayaan khususnya cinematografi, bioskop bisa juga menjadi ruang publik yang memberikan peluang bagi berkembangnya ekonomi kreatif dengan potensi lokal yang layak dipromosikan dan Cianjur memiliki potensi lokal tersebut mulai dari kuliner sampai dengan kerajinan tangan.

Masyarakat pecinta film di Cianjur merindukan gedung bioskop dengan layar lebar tentu memiliki sensasi yang berbeda apabila menyaksikan lewat media online seperti Netflix ataupun TV kabel, saya sempat dilanda kegembiraan pada saat didirikannya Gedung Bioskop Dee Cinema dikawasan Ciloto bahkan sempat diresmikan oleh wakil gubernur Jawa Barat pada saat itu Dedi Mizwar, tetapi harapan itu pupus kembali pada saat masyarakat sekitar melalui para tokoh masyarakat ternyata belum bisa menerima keberadaan Dee Cinema, hingga kini gedung bioskop tersebut dibiarkan kosong entah hendak dimanfaatkan untuk apa?

Mungkin saja atas peristiwa ini para pengusaha bioskop dengan modal yang besar menarik diri untuk membangun bioskop di Cianjur karena resikonya terlalu besar, beberapa faktor lain bisa diuraikan disini pandangan-pandangan negatif dari sebagian masyarakat Cianjur mengenai keberadaan gedung bioskop memperkuat stigma bahwa bioskop identik dengan perbuatan maksiat, rendahnya daya beli sebagian masyarakat mempengaruhi minat pengusaha untuk mendirikan gedung bioskop, dan rendahnya literasi turut mempengaruhi keinginan untuk menonton film. Akibatnya para penggemar film di Cianjur harus pergi ke Bogor untuk menyaksikan film "Bumi Manusia", "Joker", ataupun "Avengers end Game.

Sangat disayangkan ruang-ruang publik seperti bioskop tidak ada di Cianjur, padahal dinamika masyarakat akan terjadi apabila ruang publik tersedia dengan cukup dan memadai, dan tidak selamanya bioskop itu identik dengan perbuatan maksiat.                          

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun