Mohon tunggu...
Yanto Mulyadi
Yanto Mulyadi Mohon Tunggu... Sales - Sales Motivator, Trainer , Coach and Healer

Sales Trainer, Sales Coach, Mindfulness Coach. Pengalaman lebih dari 15 tahun sebagai Praktisi Sales. Jajaran 1 persen TOP Sales Dunia. PIC : 08129720898

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kenapa Sales dengan IQ Tinggi Gagal?

9 April 2020   21:54 Diperbarui: 9 April 2020   21:51 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jeb Blount dalam bukunnya yang berjudul Sales EQ memaparkan ada 4 level intelegensi sales yaitu Innate Intelligence ( IQ ), Acquiared Intelligence ( AQ ), Technological Intelligence ( TQ ) dan Emotional Intelligence ( EQ )

IQ ( Intelligence Quotient ) adalah indikator seberapa pinter seseorang, sementara Innate intelligence atau kecerdasan bawaan sudah ada dalam DNA seseorang dan tidak bisa berubah dratis. Beruntunglah seseorang dilahirkan dengan IQ tinggi.

Sales dengan IQ tinggi diatas rata-rata cenderung punya rasa ingin tahu yang tinggi, cepat menyerap dan belajar informasi baru, lebih startegis dalam pola kerja, mampu melihat sesuatu dari sudut pandang yang luas, punya standar tinggi dan memiliki keterampilan yang tinggi.

Sales dengan IQ tinggi mampu menemukan ide-ide dan solusi cemerlang untuk pengembangan pemasaran dan penjualan. Mereka mampu berfikir out of the box. Perusahaan membutuhkan orang dengan IQ tinggi untuk merancang startegi pemasaran dan penjualan yang jitu.

Sales dengan IQ tinggi jika ditempatkan dilapangan untuk melakukan penjualan yang langsung berhubungan dengan pelanggan, mereka cenderung gagal. Beberapa faktor yang menyebabkan Sales IQ tinggi gagal menghasilkan penjualan adalah :

1.Reaksi impulsif

2.Tidak Sabar

3.Meremehkan lawan bicara

4.Terlalu dominan berbicara

5.Bukan pendengar yang baik

6.Gagal menumbuhkan empati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun