Mohon tunggu...
Kania Hardiyanti
Kania Hardiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung

hope

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal FOMO Syndrome dan Cara Mengatasinya dengan Filsafat Stoikisme

8 Juni 2022   19:57 Diperbarui: 8 Juni 2022   20:13 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dizaman globalisasi ini, informasi dan komunikasi melaju dengan sangat pesat. Kita bisa mendapatkan  ratusan ribu bahkan jutaan informasi hanya dalam satu hari. Tetapi, kemajuan teknologi ini jelas mempunyai sisi negatif.

Kita ambil contoh semisal kamu berselancar di media sosial. Kamu menonton youtube, melihat orang yang hidupnya glamor, pamer harta, dan hal lainnya. Kemudian kamu membuka instagram, melihat foto teman mu yang baru saja liburan, melihat selebgram yang sedang memamerkan baju barunya, melihat gadget keluaran terbaru yang sedang trend.

Bayangkan jika kamu melihat semua hal ini setiap hari setiap kali kamu membuka sosial media. Bagaimana perasaanmu?

Kamu pasti merasa mereka terlihat lebih baik dari kamu. Entah dari segi keuangan, kehidupan dan hal lainnya. Di kampus, kamu bertemu teman-temanmu dan mendengarkan segala sesuatu tentang kehidupan hedon mereka.

Entah disadari atau tidak, ini adalah salah satu efek dari keterbukaan informasi sekarang. Hal ini membuat mindset-mu selalu berfikir bahwa "apa yang salah dengan hidup saya?" "kenapa orang lain kehidupannya begitu baik, sedangkan hidup saya sendiri begini-begini saja?"

Kamu terjebak dalam "lomba lari" yang sebenarnya kamu sendiri tidak mau ikut.

Akhirnya, kamu membeli barang ataupun bepergian ke tempat mewah yang sebenarnya semua hal ini tidak kamu butuhkan. Hal ini dilakukan semata-mata hanya untuk membuat kagum orang lain. Seakan akan hidup itu soal diakui orang dan dilihat orang lain.

"Gua juga bisa kayak elu." Mungkin kurang lebih begitu katamu.

Untuk menghilangkan rasa iri terhadap orang lain, rasa cemas, frustasi atau kecemburuan sosial salah satu caranya adalah mempelajari filsafat Stoikisme.

Dalam kamus Oxford, Stoikisme memiliki definisi daya tahan terhadap rasa sakit ataupun kesulitan tanpa mengeluh.

Menurut sejarahnya, stoikisme adalah aliran filsafat kuno yang didirikan di kota Athena oleh Zeno dari Citium sekitar tahun 300 SM. Stoikisme berpandangan bahwa manusia harus bisa mengkontrol emosi dirinya sendiri untuk mensyukuri semua hal yang sudah terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun