Mohon tunggu...
Yanto Lengo
Yanto Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rohaniwan Katolik

人生は素晴らしい

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Kumpulan Tulang Kering

29 April 2022   19:53 Diperbarui: 4 Mei 2022   21:00 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay/DavidCruz_N

Seni-seni yang terkubur
Di sudut-sudut kota dan di pingigir-pinggir kampung
Bagai tulang-tulang kering berserakan
Sudah tak lagi menarik, tak lagi berguna
Ditinggalkan anak-anak zaman yang tak peduli warisan sejarah
Bahkan mereka seakan-akan kehilangan pendengaran,
saat ada yang  berteriak minta tolong dari kami kumpulan tulang-tulang kering

Kisah serupa pernah tertulis dalam sejarah Alkitab berabad-abad silam
Di tengah kegalauan tak berpengharapan
Allah mengutus Nabi Yehezkiel ke tengah tulang-tulang kering
Di hadapan tulang kering, nabi melihat dirinya berdiri
di lembah-lembah, dipenuhi tulang-tulang manusia yang kering
Yehezkiel diberi mandat untuk bertindak sebagai peramal
Bahwa tulang-tulang itu terhubung menjadi sosok manusia
Memberikan urat-urat daging dan kulit
Menghembuskan nafas kehidupan kepadanya

Tulang-tulang itu ibarat umat Israel di pengasingan
Yehezkiel diutus untuk membangkitkan kembali harapan-harapan yang pernah terkubur
dan membawa mereka ke tanah perjanjian
Kini, setelah kematian nabi
Siapa yang mampu menafsir tangisan tulang-tulang kering?
Bukankah kalian para penyair dan seniman?
Diberi mandat untuk menghidupkan kembali karya-kara para pendahulu
yang pernah meggoreskan kisah-kisah indah
Atau goresan-goresan kelabu dari sejarah nenek-moyang
Wahai, tuan-tuan penyair dan seniman
Mari menyatukan kembali karya indah yang pernah terkubur
Sehingga penduduk bumi memujinya dalam tembang-tembang kerinduan dan tarian meriah
Serta menggaungkannya lewat larik-larik puisi, madah syukur dan mazmur pujian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun