Mohon tunggu...
Yanto Lengo
Yanto Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rohaniwan Katolik

人生は素晴らしい

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebebasan dalam Kitab Suci

9 Desember 2021   17:11 Diperbarui: 9 Desember 2021   17:19 2261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kebebasan dalam Kitab Suci

Dalam refleksi teologisnya, Hring menjelaskan makna kebebasan sebagai perwujudan gambaran Allah dan sebagai wujud partisipasi dalam hidup keilahian. Dalam Kitab Suci kebebasan adalah situasi dimana seseorang tidak terikat dengan dosa atau ingat diri. Kebebasan adalah sesuatu yang positif yang mempunyai kekuatan untuk mengubah dunia. Kitab Suci menampilkan  kebebasan yang dibawa oleh Yesus adalah kebebasan untuk mengabdi.  Yesus juga menunjukkan bahwa ketaatan adalah rahasia kebebasan. Yesus sendiri taat kepada kehendak Bapa-Nya, bahkan taat sampai mati dan mati di salib (Fil 2:8). Ketaatan, pengabdian dan kematian adalah tanda-tanda dari kebebasan. Kristus menjadi seorang pembebas, karena Dialah yang membebaskan orang-orang lain dari hukum, dosa dan kematian kekal.
Bagi Hring, kebebasan pada hakikatnya adalah kekuatan untuk melakukan yang baik. Kebebasan hanya hadir ketika ada kekuatan untuk mengalahkan kejahatan.  Kebebasan yang ada pada manusia adalah pemberian Allah. Kebebasan manusia berpartisipasi dalam kebebasan Allah dan manusia akan semakin bebas jika semakin menyerupai Allah. Kebebasan itu dialami ketika manusia dengan penuh kesadaran untuk mencintai kebaikan dan mengamalkan kebaikan demi cinta kasih.

1. Kebebasan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama
Hring memulai refleksi tentang kebebasan manusia berdasarkan Kitab Kejadian 1:27, "manusia diciptakan seturut gambar dan rupa Allah". Manusia sebagai gambaran Allah, mengambil bagian dalam kebebasan Allah yakni hanya melakukan hal-hal yang baik. Manusia sebagai mahkota dari ciptaan, telah diciptakan sebagai manusia bebas. Manusia hidup dalam kegembiraan dan kemakmuran dengan hak untuk menguasai alam dan kewajiban untuk menjaganya. Manusia dengan kebebasannya mengekspresikan hubungan cintanya yang sempurna dan membangun kepercayaan antara laki-laki dan wanita dengan suatu hubungan yang sempurna dengan Allah.


Lawan dari kebebasan adalah dosa dan dalam Kitab Kejadian diceritakan bagaimana manusia pertama jatuh ke dalam dosa karena melanggar perintah Allah. Dosa pun berakibat pada kesakitan, penderitaan, kemalangan, kutukan dan kematian. Salah satu akibat dari dosa Adam adalah peristiwa pembunuhan yang dilakukan Kain terhadap saudaranya Abel (Bdk. Kej 4:1-6).


Dalam Perjanjian Lama, kebebasan umat Allah merupakan sebuah tema teologis mendasar bagi pemahaman iman-kepercayaan Israel. Kenyataan bahwa YHWH menolong dan menopang Israel dalam menghadapi kekuatan-kekuatan penguasa Mesir merupakan bukti, lewat mana orang-orang Yahudi sampai kepada suatu pemahaman bahwa sejarah mereka ditandai dan dihidupi oleh penyelamatan dan penebusan-Nya. Kenangan Israel perihal pembebasannya dari kekuatan penindas Mesir sungguh memupuk dan menyuburkan iman-kepercayaan mereka akan YHWH. Setiap kali umat Israel mengalami penindasan dalam pelbagai bentuknya, mereka berseru kepada YHWH untuk suatu pengalaman pembebasan dengan cara-Nya yang selalu baru dan penuh kuat-kuasa.


Kebebasan dalam kata kerja Ibrani yang digunakan adalah ga'al.  Kata ini menggambarkan tindakan penyelamatan dalam konteks pembebasan anggota keluarga dari situasi krisis atau kesulitan dan kata bendanya adalah go'el. Penggunaan kata kerja ga'al  ini dalam kitab Kel 6:6, memberikan pemahaman akan jenis pemerdekaan yang diberikan Allah kepada umat Israel: YHWH, Allah, akan memainkan peranan sebagai seorang anggota keluarga. Allah memilih untuk mengikat Keilahian dengan umat pilihan-Nya dalam suatu tindakan penuh kasih setia dan dalam hubungan erat kekeluargaan.
Kebebasan dalam Perjanjian Lama juga dihayati sebagai pengabdian. "Kebebasan untuk mengabdi" kutipan ini berasal dari Yesaya 16:1-4, ketika umat Israel pulang dari pembuangan di Babilon. Pada waktu itu Yerusalem masih dalam keadaan ambruk dan banyak penduduknya berada dalam tawanan. Penulisnya berbicara tentang "Hamba Allah" yang datang untuk menyerahkan hidupnya. Di kalangan umat Israel ada kepercayaan akan kebebasan masa depan di mana para tawanannya akan bebas, orang-orang berduka dihibur, pada waktu itu akan diwartakan kabar gembira bagi kaum miskin dan kehendak Allah akan terlaksana. Kekuasaan kebebasan akan terlaksana melalui ketaatan akan penderitaan.

2. Kebebasan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru kebebasan manusia berpusat pada Kristus. Kristus adalah Sabda yang menjelma dan jawaban  sempurna demi seluruh kemanusiaan, memanggil kita untuk menjadi murid-murid-Nya. Hemat saya, paling tidak ada tiga pokok yang menjadi tekanan dalam pembahasan Hring.
 Kristus adalah Prinsip dan Dasar dari Kebebasan Manusia
Dalam karyanya The Law of Christ, Hring memusatkan refleksinya pada teks Galatia 6:2 "Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus". Surat Paulus ini memberikan tekanan pada Kristus yang adalah Hukum, Jalan dan Hidup Kita. Menurut Hring Allah mengundang manusia untuk bersatu dalam persekutuan cinta-Nya melalui Kristus dan manusia menanggapi undangan Tuhan dengan penuh kebebasan. Jawaban manusia secara bebas terhadap undangan Allah merupakan dasar bagi moralitas.
Berdasarkan teks Galatia 6:2, Hring membahas manualnya yang kedua tentang Free and Faithful in Christ dengan menekankan iman akan Yesus Kristus sebagai Penebus harus dilandasi dengan kebebasan. Dalam penjelasan selanjutnya ia mendasarkan pada teks Galatia 5:1 "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan". Dalam hal ini manusia menjadi bebas karena mengambil bagian dalam kebebasan Kristus. Kebebasan yang ada pada Kristus menampilkan kebebasan Allah sendiri.
Hukum kristiani yang asli adalah hukum Roh yang memberi hidup dalam Kristus Yesus (Rom 8:2). Roh Allah adalah Roh Kebenaran. Sebab itu orang harus hidup berdasarkan Roh Kebenaran. Pada penjelasan selanjutnya Hring mengatakan bahwa kebebasan kristen adalah kebebasan anak-anak Allah yang pada dasarnya melampaui setiap hubungan Yuridis. Sebagaimana Santo Paulus mengatakan kepada jemaat di Roma, "Kamu tidak hidup di bawah hukum melainkan di bawah rahmat (Rom 6:14). Menurut Robin Boyd, moksa atau pembebasan berarti orang berada dalam kesatuan iman dalam Kristus. Yesus bersabda, "Tinggalah dalam Aku dan Aku dalam kamu" (Yoh 15:1-9). Dalam ungkapan ini terdapatlah kebebasan sejati dan manusia dipersatukan melalui iman akan Yesus Kristus yang adalah "Manusia Bebas". Pembebasan berati manusia hidup lebih penuh yang diperoleh melalui persatuan dengan Kristus di dalam iman.
Percaya kepada Yesus sebagai sumber dan pusat dari kebebasan berarti manusia harus hidup setuturut kehendak Allah karena manusia yang tidak percaya dan mengenal Allah tidak akan mendengarkan perintah Allah (bdk. 1 Yoh 4:6). Yesus sendiri bersabda, "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu adalah benar-benar murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu (Yoh 8: 31-32). Yesus juga ditampilkan sebagai Terang Dunia atau Gembala yang Baik. Gambaran Yesus sebagai pusat hidup kristiani dapat ditemukan dalam sabda-Nya kepada Thomas, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yoh 14:6).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun