Mohon tunggu...
Yanti Rahmayanti
Yanti Rahmayanti Mohon Tunggu... Guru SMP

Hobi: membaca dan menulis puisi, cerpen/carpon dan novel

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Selimut Kabut Merajut Mimpi

18 Maret 2025   16:49 Diperbarui: 18 Maret 2025   16:49 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biarkan kabut dan gerimis menjadi saksi sebuah perjuangan (Sumber: Dokumen Pribadi)

Sebuah Catatan-Penulis: Yanti thea

Hujan semalaman hampir tiada reda sama sekali. Beruntung tidak terlalu besar. Jadi kami tak merasakan kekhawatiran yang berlebih. Hanya saja pagi ini mendungnya ternyata enggan sirna. Bahkan kabut yang cukup tebal menyelimuti jagat bentala ini. Jarak pandang terasa sangat pendek. Kendaraan yang lalu lalang pagi ini menyalakan lampu kabut untuk menambah daya jangkau pandangan sang pengendara.

Ya pagi ini, tepat di hari ke-18 Ramadan 1446H, cuaca sangat mendukung untuk setiap insan kembali menarik selimut. Tapi tidak dengan kami, para guru dan siswa yang tetap ingat akan tugas dan kewajiban, menuntut ilmu. Cuaca seperti apapun Insya Allah tak akan jadi halangan bagi kami untuk tetap berjuang, berjuang meraih masa depan. Dengan tekad yang kuat, semangat yang tinggi kami kalahkan ego untuk merajut mimpi di atas kasur. Biarkan kami mengukir mimpi di alam sadar. Dengan penuh keyakinan, kami hadirkan jiwa kami dalam setiap langkah yang terayun bahwa harapan masih terpampang di depan. Bukan hanya sekedar tentang hari ini, tapi juga hari esok. Dan dengan penuh kepasrahan, kami menyerahkan semua urusan hanya untuk meraih rido Illahi.

Kami para guru, andaikan memiliki sepuluh jempol akan kami acungkan untuk para murid atas semangatnya mencari terang dalam gelap, memilin benang menjadi kain. Tak akan sia-sia apa yang kalian lakukan dengan tetap menjaga keikhlasan. Semoga jalan di depan kian membentang seluas samudera.

Biarkan kami menyertai setiap langkah yang kalian lakukan. Mengantarkanmu ke dunia impian. Kami adalah tanggamu, menitilah kalian di sana. Kami adalah jembatanmu, menyeberanglah di atasnya tanpa ragu. Kami adalah tamengmu, bertahanlah di depannya. Dan kami adalah titik api yang siap kobarkan semangatmu setiap saat.

Menjadi bagian dari hidup kalian adalah sebuah kebanggaan. Bangga telah melahirkan generasi mendatang. Bangga memiliki pewaris ilmu. Bangga pernah menjadi bagian hari-harimu. Bangga suatu saat kelak akan melihat deretan namamu di depan.

Hari ini kita berjuang. Biarkan kabut menghiasi, tidak untuk menjadi penghalang. Gerimis akan  jadi saksi, langkah kita tak pernah terhenti. Salam cinta untuk murid-muridku. Sukses menanti di hari esokmu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun