Ya. Menjadi pembelajar sejati menambah pengetahuan kita tentang nama-nama yang Allah ajarkan kepada Nabi Adam as. Belajar menggunakan pendengaran, penglihatan, dan hati untuk mengetahui ayat-ayat tuhan dalam diri kita, sesama, dan semesta.Â
Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Â Kita hanya bisa memperkirakan dengan asumsi tertentu bahwa masa pandemi COVID19 ini akan mengalami puncaknya pada bulan tertentu. Entah apa jadinya ketika banyak orang seperti abai dengan kondisi ini. Makin banyak kerumunan dipenuhi orang tak bermasker yang berdampingan tanpa jaga jarak. Tidak sedikit yang menyentuh benda-benda dan tidak bersegera cuci tangan pakai sabun dan air mengalir. Klaster-klaster penyebaran baru pun bermunculan. Baru 2 minggu dibuka sekolah-sekolah mulai menjadi klaster penyebaran baru di berbagai daerah.Â
Our children in danger! Anak-anak kita dalam bahaya. Risiko bahaya makin nyata dengan kerentanan anak yang tinggi terhadap COVID19. Apalagi kemampuan untuk Adaptasi Kebiasaan Baru masih sangat rendah.
Keputusan Pemerintah sebagaimana disampaikan Mendikbud Nadiem Makarim tentang ijin dari pemerintah daerah dan orangtua/wali untuk memulai Pembelajaran Tatap Muka di sekolah yang sudah mengisi dan melengkapi Daftar Periksa Kesiapan Sekolah di zona hijau dan kuning mengingatkan kita tentang otonomi daerah. Ya, pendidikan dan anak adalah urusan wajib daerah. Orangtua dan masyarakat bahu membahu memastikan pemenuhan, penghormatan, dan pelindungan hak atas pendidikan dan hak-hak anak berjalan seiring sejalan di sekitar tempat tinggal masing-masing. Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan sebaiknya segera menghimpun multipihak dengan membuka Pos Pendidikan.Â