Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penegakan Prinsip-prinsip Tata Kelola yang Baik dalam Program Organisasi Penggerak Kemendikbud

26 Juli 2020   10:22 Diperbarui: 26 Juli 2020   11:16 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya suka karena seluruhnya digital. Yang kurang mungkin kemampuan untuk melakukan save atau pengerjaan offline di dalam sistemnya, sehingga kami tidak bisa lolos tanpa perpanjangan waktu. Beberapa kali isian kami juga menghilang, sehingga perlu kami isi ulang kembali".

Testimoni Fitry memperkuat keyakinan kami bahwa proses seleksi POP yang sedang banyak dipertanyakan sudah menerapkan prinsip tata kelola yang baik, yakni transparan, akuntabel, rasionable, independen, dan partisipatif.

Apakah kami mengetahui bahwa ormas yang masuk diseleksi dengan double blind review oleh lembaga independen?

Tentu saja. Informasi tersebut kami baca dalam pansuan dan tanya jawab POP. Kami baru mengetahui SMeRu Institute sebagai lembaga independen tersebut dari siaran pers Dirjen GTK.

Mimpi kami untuk memperluas jangkauan paktik-praktik baik Gembira Bersama KerLiP menuju Sekolah Ramah Anak  makin menguat  ketika Perkumpulan masuk dalam daftar POP. 

Sepuluh tahun yang lalu, pada November 2009, kami menyusun mimpi minimum 75 persen satuan pendidikan Mau menerapkan Pendidikan Anak Merdeka, Bermutu, Tanpa Kekerasan baik di rumah, satuan pendidikan maupun rumah ibadat. Mimpi ini baru sebatas ikrar di website semarakindonesiamaju.com yang mengundang kontroversi.

Kami bertekad menunjukkan komitmen penuh Perkumpulan  untuk memperkuat basis Gerakan Membangun Indonesia Ramah Anak (GeMBIRA) bersama Keluarga Peduli Pendidikan di daerah tertinggal.

Guru dan Kepala Sekolah Penggerak akan kami temani untuk mempraktikkan pembelajaran yang menyenangkan anak, bermutu, dan tanpakekerasan. Penguatan pendidikan karakter terintegrasi dengan T3Mu MeSRA, Mau, Mampu, Maju Menuju Sekolah Ramah Anak akan dilaksanakan dengan mengedepankan 5 prinsip Sekolah Ramah Anak. 

Organisasi yang lolos POP sangat beragam dan memiliki pendekatan masing-masing untuk menjangkau pendidik Indonesia. Tumbuh harapan baru ada lebih banyak murid yang menikmati proses pembelajaran yang berkualitas dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Guru pun memahami pentingnya peranannya dalam keberlangsungan pemenuhan hak anak serta perlindungannya di satuan pendidikan. 

Maju terus pantang mundur, Mas Menteri.

Indonesia membutuhkan anak-anak yang merdeka lahir, batin, pikiran, dan tenaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun