Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Alumni Farmasi ITB88 Bersiap Kolaborasi dalam Pencegahan dan Penanganan Stunting

16 Februari 2020   19:00 Diperbarui: 16 Februari 2020   19:13 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Aku tertidur pulas menunggu keponakan yang janji datang mendiskusikan hal penting selepas jalan ke Dago CFD. 

"Bu, Ada Hendi dan putrinya di bawah, "setengah sadar kudengar  Bapaknya anak-anak membangunkanku. Aku bergegas turun masih dengan mukena hijau menutup kepalaku. Sejenak terperangah. "Lho, ternyata Prof Heni. Maaf ya tadi ketiduran, "ujarku sambil duduk menghampiri keduanya.

Untuk ke sekian kalinya pesanku diterima berbeda. Ah, aku harus kembali bebenah diri. 

Blessing in disguse. Prof Heni, teman kuliahku yang sangat pintar hadir bersama putrinya yang tengah menyelesaikan tugas akhir di Biologi ITB membawa harapan baru. 

Beberapa hari yang lalu Prof Heni mengomentari statusku di fb, mengajak kerjasama terkait pencegahan dan penanganan stunting. Tentu saja tawaran yang dinantikan ini segera kusambut antusias. Aku menereruskan pesan Ibu Bupati Takalar yang menyampaikan tentang rencana pemanfaatan daun kelor dan tepung biji labu untuk pencegahan dan penanganan stunting. Ternyata Prof Heni sudah siap memproduksi tepung lele, tepung dan minyak kelor di Jawa Timur.

"Aku sedang bersiap mengakses dana dari LPDP untuk produksi ketiganya, Yan. Tapi perlu kejelasan pasar. Aku tertarik untuk kolaborasi saat membaca  informasi gerakan yang kamu lakukan di berbagai daerah, "ujar dosen Farnasi ITB kebanggaanku dan teman-teman seangkatan, FarmasITB88 ini. Kami pun mendiskusikan teknis kolaborasi untuk tumbuh bersama memberdayakan masyarakat Sulsel berbasis keunggulan dan kearifan lokal. 

Berkali-kali kulihat, Safira, putrinya tersenyum. "Alhamdulillah ya Prof. Safira insya Allah lebih baik dari kita karena mau menyimak pembicaraan kita dengan senyum manisnya. Kejeniusan dilahirkan dari kegembiraan, "ujarku sambil menatap wajah cantik dengan mata dan mukut tersenyum simpul. Ia mengaku tidak berminat jadi dosen tapi ingin jadi periset. 

"Iya, Yan, Safira lebih suka menyendiri di kamarnya. Aku mengajaknya menghadiri pernikahan anak teman kita dan diskusi di rumahmu. Mudah-mudahan bermanfaat untuk masa depannya ya, "ujar Prof Heni menimpali. 

"Oh ya, aku menggunakan SOP Kantin Falapan yang dulu kita ajukan untuk menyiaokan Bookafe di Kelurahan Bontolebbang Kabupaten Takalar. Alhamdulillah, Nurlinda, Ketua Yayasan Sigap KerLiP.Indonesia yang aku dirikan 12 Januari 2019 mendapatkan banyak dukungan. Ia juga mengelola Pusat Daur Ulang dan TP3SR Gema Tasamara kebanggaan Kabupaten Takalar. Sigap KerLiP membuka Perpustakaan Ibu dan Anak serta Taman Gembira di rumah dinas Camat Galesong Utara. Bookafe ini hasil kolaborasi kami dengan Lurah Bontolebbang dan terletak di dekat 3 sekolah di seberang belakang kantos kami, "imbuhku. 

Kami sepakat untuk melanjutkan pertemuan hari ini esok hari bersama para perintis Kantin Falapan. Kolaborasi ini bermuara pada pencegahan dan penanganan stunting. Kami juga akan  memperkuat ketahanan ekonomi keluarga penerima manfaat PKH di Takalar, Gowa, Maros, Pinrang, dan Parepare. Prof Heni sepakat masuk menjadi salah satu pembina Yayasan Sigap KerLiP Indonesia. 

"Nanti aku akan memberdayakan keluarga-keluarga ini untuk membudidayakan lele dan kelor serta meningkan nilai tambah penjualannya dalam bentuk bahan baku makanan pendukung Asi dan balita. Disana kan banyak udang. Cangkang udang adalah antikolesterol alami. Kita bisa masak dengan  pressurevmcooker dan menambahkannya pada pembuatan bakso dan sosis. Tepung kelor dan kunyit adalah antivirus yang cukup ampuh. Kelor juga mengandung protein yang sangat tinggi, "Prof Heni menyampaikan dengan mata berbinaf-binar.  Aku meresponnya dengan menyampaikan maksudku mengajak teman kami, Retno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun