Karena suka berliterasi, sahabat pun bertambah. Itulah yang saya rasakan saat ini. Sahabat saya makin banyak baik dalam kota maupun luar kota. Layaknya tambah saudara. Ya, itulah kami, saya dan Bu Sri Sugiastuti yang biasa dipanggil Bu Kanjeng, si Ratu Antologi.
Untuk kesekian kalinya kami bertemu baik saling berkunjung ke rumah Beliau di Solo atau bertemu dalam kegiatan literasi. Yang baru-baru saja kami dipertemukan adalah saat ada kopdar ( kopi darat) yang diselenggarakan oleh Rumah Virus Literasi ( RVL) di Yogyakarta. Keseruan dan kebahagiaan tercipta kala para pecinta literasi berkumpul.
Kali ini Bu Kanjeng menjadi tamu istimewa bagi keluarga kami. Beliau mengabarkan akan ada acara di objek wisata Dusun Semilir, Bawen yang tak jauh dari rumah saya di Ambarawa.
Karena saya tidak ada acara, Bu Kanjeng pun sepakat akan ke rumah kami di Ambarawa. Tepat pukul 14.00 hari Selasa saya dan suami menjemput Bu  Kanjeng di depan Rumah Makan Puka Sari Bawen. Saya pun mengajak cucu, si Zelin sekalian keluar rumah.
"Asalamualaikum," sapaku ketika bertemu Bu Kanjeng. Wajahnya sumringah dengan senyum mengembang. Kami pun berpelukan. Dua sahabat bertemu dengan penuh bahagia.
Kami pun langsung meluncur menuju  rumah. Alhamdulillah pertemuan yang tak dirancang jauh-jauh pun bisa terlaksana. Sampai rumah pun kami bercanda ria sambil ngobrol sana-sini karena banyak cerita yang menarik. Mulai dari kegiatan literasi, keluarga dan lainnya. Alhamdulillah segala cerita bisa nyambung. Itulah persahabatan literasi yang kami bangun sejak lama.
Bu Sri Sugiastuti adalah sosok lansia yang sangat energik dan inspiratif dalam bidang kepenulisan. Walaupun mulai menekuni dunia menulis saat usia senja, karyanya sudah banyak. Bahkan beberapa bukunya masuk di penerbitan mayor.
Yang tak kalah penting adalah beliau selalu mendorong orang lain untuk berkarya walaupun diawali dengan antologi bersama. Even antologi dengan berbagai tema telah diwadahi dengan penuh semangat. Beliau pun merekrut beberapa penulis pemula  untuk bisa mempunyai buku. Selain itu ada komunitas kurator untuk merekrut teman lain membuat buku antologi.
Usai salat Isya, kami keluar rumah untuk menikmati keindahan malam. Kami bertiga mengitari kota Ambarawa. Suami mengantar kami untuk keliling kota Palagan Ambarawa. Lampu berpendar dengan tiang-tiang antik  menjadi hiasan di sepanjang jalan kota Ambarawa.
Kami pun sejenak duduk-duduk di depan kuliner . Patung pahlawan dr. Cipto Mangunkusumo tampak jelas. Selanjutnya kami memasuki kuliner untuk mengisi perut.