Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Buku Antologi Baru di Tahun Baru 2023

10 Januari 2023   19:38 Diperbarui: 10 Januari 2023   21:03 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Antologi Baru di Tahun Baru 2023

Mengawali tahun baru 2023,  Alhamdulillah telah terbit buku keroyokan yang berjudul "Senyum untuk Dunia"
Buku berwarna pink ini bagi saya adalah istimewa karena berisi kisah inspiratif para penderita kanker. Kami, para penulis berhasil menceritakan tentang seorang penderita kanker dengan berbagai cerita dan tentu saja dengan ketegarannya. Ada yang berhasil sembuh ada yang  masih berobat. Semua dijalani dengan penuh semangat untuk sembuh.

Sebelumnya, ada teman yang mengajak untuk menulis dengan narsum yang telah ditentukan. Saya pun mengiyakan. Selanjutnya kami harus mewawancarai narsum yang rumahnya berjauhan. Mereka para penyintas kanker dengan berbagai latar belakang berhasil kami wawancarai. Tentu saja untuk mewancarai saja butuh waktu yang tepat dengan berbagai kendala. Bahasa pun dibuat sebagaimana baiknya agar penderita kanker tidak tersinggung.

Saya sendiri mendapatkan orang yang menderita kanker payudara dan berhasil sembuh. Awalnya saya ingin mewancarai dengan telepon. Namun, narsum kurang berkenan. Akhirnya saya membuat beberapa pertanyaan untuk diberikan kepada narasumber.

Kesabaran diuji. Sudah satu minggu daftar pertanyaan  yang saya sampaikan lewat WA tak ada jawaban. Mau tanya kurang berani takutnya masih berobat atau ada kegiatan lainnya.

Akhirnya saya konsultasikan dengan kurator. Tak lama kemudian ibu beranak dua tersebut berkenan menjawab. Berdasarkan hasil wawancara tertulis, saya mendapatkan data. Walaupun belum begitu jelas dengan jawaban satu halaman berusaha saya jadikan kisah inspiratif  dengan mengembangkan.

Bukan hal mudah untuk memulai cerita dengan sudut pandang pertama. Dengan berbagai usaha saya pun bisa menyelesaikan. Banyak  meraba-raba isi cerita karena keterbatasan materi.

Beberapa hari kemudian saya bisa menuliskan menjadi lima halaman. Selanjutnya saya kirim ke narsum.

[Ha, satu halaman bisa jadi enam halaman?] tanyanya lewat WA.

[Ya, Bu. Mohon dibaca. Jika ada yang kurang pas silakan sampaikan apa adanya] tulisku.

Bu Dina, narsum saya memuji sudah bagus. Namun ada yang kurang pas yaitu suami tidak suka kopi. Lalu memanggil suami dengan sebutan bapak bukan papa seperti dalam cerita saya. Setelah saya rombak, jadilah kisah inspiratif tersebut.

Beberapa teman mengalami hal sama. Respon narsum lama. Bahkan ada yang menjawab pertanyaan sangat singkat. Namun ada juga bisa berkomunikasi langsung dan bisa telepon.

Jelang buku selesai, ada hal yang menyesak dada. Saya pun ikut menangis. Betapa tidak, salah satu pemuda penyandang kanker tidak bisa membaca hasil karya yang ditulis teman karena Allah telah memanggil-Nya. Mata saya basah mendengar berita tersebut di grup. Inalillahi wa Inna ilaihi Raji'un. Semoga beliau Khusnul khatimah. Aamiin.

Kini buku tersebut sedang proses pengiriman. Buku berwarna pink menjadi kenangan terindah bersama para penderita kanker yang tetap semangat dan tegar untuk kesembuhannya.

Semoga sesudah buku ini harapan saya bisa membuat buku solo. Semoga

Ambarawa, 10 Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun