Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Subuh yang Indah

5 Desember 2022   07:33 Diperbarui: 5 Desember 2022   07:43 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil dari Kibrispdr.org

Subuh ya Indah

Langit hitam dengan bintang berpendar mengiringi langkah Bu Dian bersama suami ke Masjid A'Taqwa yang tak jauh dari rumah. Suara sholawatan terdengar merdu saat subuh tiba.

Gegas mereka menapaki jalan yang basah karena sisa air hujan semalam.  Dingin pun menyusup pelan ke tubuh Bu Dian yang sudah lansia. Mukena putih merapat lekat di tubuhnya yang kecil sejak dari rumah agar sampai masjid tidak tergesa-gesa.

Menjadi kebahagiaan tersendiri Bu Dian pagi itu masih bisa menghirup udara segar bersama belahan jiwa. Badannya sehat dan semangat menjalani kehidupan pada masa purna. Ia dan suami berusaha salat berjamaah ke masjid sebagai sarana meniti senja dengan hal-hal baik untuk bekal di hari akhir.

Tangannya yang kecil memegang tasbih. Tak lama kemudian mereka sampai masjid. Sebelum salat sunnah, ia masukkan sedikit rejeki ke kotak amal. Ada rasa bahagia menyusup raga.

Subuh yang indah bisa mereka bisa berjamaah dengan
penuh suka cita saat banyak orang masih tidur terlelap.

Selain mendapatkan amalan, Bu Dian pun bisa bersilaturahmi dengan tetangga. Usai salat Bu Dian berjalan beriringan dengan para ibu. Inilah momen yang bisa untuk menjalin komunikasi dengan tetangga.

"Bu, ini titip untuk sedekah malam Jumat nanti tetapi sedikit," Bu Dian mengangsurkan amplop ke Bu Nur. Setiap malam Jumat Wage, kegiatan rutin Yasinan diadakan di masjid. Hal ini bisa untuk memberi kesempatan para jemaah untuk beramal.

"Terima kasih Bu, semoga menjadi berkah untuk keluarga jenengan," bisik Bu Nur

"Aamiin," ucapku dengan senyum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun