Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berdua Menikmati Alam Ciptaan-Nya

30 November 2022   21:33 Diperbarui: 30 November 2022   21:47 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdua Menikmati Alam Ciptaan-Nya

Cahaya matahari sudah masuk di halaman rumah. Segera saya bersiap-siap memakai sepatu olah raga. Hari ini memang jadwal jalan kaki. Suami masih duduk asyik dengan HP.

"Ayoo to Pak sudah siang lho," ucapku sambil memakai sepatu

"Sebentar lagi. Tuh jalan depan rumah masih ramai," jawabnya singkat. Tanganny masih asyik menjawab WA. Rumah kami memang menghadap jalan menuju sekolah sehingga wira-wiri pengantar tiada henti.

Beberapa menit kemudian kami siap keluar rumah. Kami berboncengan menuju lapangan pangsar untuk jalan kaki. Udara sejuk karena masih pagi. Hanya beberapa menit kami berdua sampai lapangan pangsar. Segera sepeda motor diparkir di dekat patung Jendral Sudirman. Kami pun mulai mengitari lapangan yang lumayan luas. Kurang lebih satu putaran ada 3 kilometer. Oleh karena itu cukup tiga kali putaran sudah cukup.

Berdua berjalan beringingan sambil ngobrol-ngobrol singkat. Pemandangan indah dengan gunung menjulang tinggi berkabut putih bersih. Indah dipandang mata.

"Pak, setelah ini nanti kita jalan ke selatan ya?"

"Oke, siap maksudnya pakai sepeda motor kan?" tanya Beliau sambil mengusap peluhnya yang basahi pipi.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Saya mengangguk. Lalu kami menyudahi jalan kaki. Lumayan berkeringat. Selanjutnya kami melanjutkan jalan-jalan berdua. Panas pagi menyentuh tubuh. Hawanya segar. Kami menuju arah Banyubiru. Tampak rawa pening dari kejauahan. Tidak begitu jelas tetapi indah dipandang mata. Kami belok ke persawahan lalu berhenti sejenak. Ada tenda kecil yang didalamnya ada telur bebek dalam wadah. Rupanya para petani sambil memelihara bebek di sawah.

"Pak belok kanan ke Desa Demakan ya," tawarku.

"Siap sayangku," ucapnya sambil membelokan setir ke kanan. Kami susuri jalanan yang sepi hanya beberapa lalu lalang kendaraan. Kami terus ke barat hingga akhirnya sampai desa ke desa yang jarang saya ketahui. Sawah mulai berbuah dengan ada bulir-bulir padi menyembul. Gunung tampak jernih. Kami pun berhenti sejenak sambil menikmati pemandangan.

Tak terasa sampai juga kami ke Desa Jambu. Kami pun pulang dengan bahagia. Berdua dalam kebersamaan yang dapat memupuk keharmonisan kala sama-sama di usia senja. Itulah bagian dari kesibukan kami selama ini. Semoga kebahagiaan selalu tercipta pada kami. Aamiin.

Ambarawa, 30 November 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun