Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cintaku pada Kompasiana Bersemi Kembali

24 Oktober 2022   18:51 Diperbarui: 24 Oktober 2022   18:54 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Cintaku pada Kompasiana Bersemi Kembali

Hai, kompasinaner. Semoga sehat semuanya.

Setelah lama terjeda, akhirnya cinta saya pada kompasiana kembali bersemi. Suatu anugrah terindah bisa menggoreskan pena kembali setelah ada ajakan teman yaitu guru blogger Omjay untuk menulis lagi di kompasiana. Omjay mengajak para guru untuk menulis di kompasiana. Alhamdulillah kini walaupun belum banyak bisa menulis setiap hari. Diusahakan bisa satu tulisan setiap hari. Umpama bisa dua lebih itu bonus.

Kilas balik saat  awal saya bergabung di kompasiana adalah pada tahun 2012. Tulisan perdana yang berjudul Mengoptimalkan Nilai UN Bahasa Indonesia ini ternyata menjadi tulisan AU setelah saya buka saat ini. Tidak tahu kapan pemberian status AU ( Artikel Utama). Saya pun biasa saja karena kurang paham adanya AU atau Pilihan. Apalagi memperhatikan rating, view atau lainnya. Intinya ingin berbagi tulisan dan menyenangkan jika ada yang menanggapi atau lainnya akan jadi tabungan poin, saya kurang paham.

Entahlah setelah nulis pada tahun 2012 saya jeda menulis di Kompasiana.  Selanjutnya, iseng-iseng menulis lagi pada 2015. Ada 13 tulisan dengan berbagai genre. Ada jalan-jalan, artikel pembelajaran dan lainya. Tahun 2015 ini ada yang menarik setelah saya amati. Artikel yang berjudul "Pembelajaran Menulis Surat Resmi dengan Metode Kontekstual" mendapat view 4164. Who luar biasa. Tapi kok gak jadi AU ya? Wah saya tidak jelas pemberian AU itu kriterianya apa.   Namun, walaupun tidak AU hal itu tentu amat membahagiaan hati.

Tahun 2016 saya hanya menulis satu artikel saja. Tidak tahu kenapa. Banyak kegiatan kali atau tetap menulis tapi di blog pribadi mungkin. Selanjutnya tahun 2016 juga hanya satu tulisan wkkk ngeri ya?. Tahun 2017 tidak ada satu pun tulisan diposting. Nah... ini ke mana diriku? Sedangkan tahun 2018 ada satu artikel. Hemm gak tahu penyebabanya.

Nah, pada tahun 2019 agak lumayan ada 6 tulisan, dan tahun 2021 ada 11 tulisan. Lumayanlah. Kini tahun ini baru bersemi kembali cintaku pada Kompasiana. Alhamdulilah pada tahun 2022 sampai dengan hari ini bersama tulisan ini ada 76 tulisan. Alhamdulilah. Berarti total ada 109 tulisan. Belum banyak kan dibandingkan yang aktif sejak awal berdiri. Andai saat itu saya aktif menulis pasti sudah dapat pundi-pundi dari Kompasiana. Ya, sudahlah sesal tak ada gunanya. Disyukuri yang ada.

Bagi saya, menulis di kompasiana itu menyenangkan karena bisa sebagai sarana meengaktifkan kembali pikiran. Cara posting juga mudah. Apalagi saat ini lebih mudah menggunakan HP dengan memberi foto-foto dokumentasi pribadi. Nulis pun bisa di aplikasi WA atau note. Tulisan pun langsung diposting tanpa membuka laptop. Mungkin dulu saya kurang aktif karena menulis harus pakai laptop. Alhamdulillah zaman digital menulis lebih cepat dan mudah.

Mengapa saya mulai mencintai Kompasiana? Apa ya, yang jelas menulis di kompasiana banyak sekali manfaatnya. Saya bisa merasa happy ketika tulisan tayang tanpa ada kata OPPS oleh admin Kompasiana. Apalagi masuk kategori tulisan pilihan. Duh senangnya. Bahagia itu akan berimbas pada kesehatan. Inilah nutrisi bagi tubuh yang tidak usah beli dengan uang. Apalagi yang banyak memberi apresiasi dengan komentar dan rating yang dapat membangkitakan semangat.

Bukan itu saja, saya pun menjadi banyak teman dari berbagai daerah karena saling komen. Oya, ada yang membuat bahagia karena saya bisa berkenalan lewat kompasiana dengan seorang ibu yang ternyata namanya sama hanya beda dikit depannya. Beliau adalah Ibu Ari Budiyanti. Sama kan. Perbedaan dikit nama tetapi prestasi jauuuh banget. Beliau ternyata kompasianer yang andal dan sudah mendapatkan penghargaan dari Kompasiana. Ya, ikut bangga. Hai Mbak Ari Budiyanti. Senang bisa saling sapa di kompasiana. Masih banyak teman baru yang semuanya rendah hati serta ramah dengan kalimat-kalimat komentar yang memberi semangat. Apalagi diberi komentar orang-orang yang sudah berkelas karena tulisan sudah masuk jelajah atau berulangkali mendapat reward. Tentu amat senang karena usaia sudah senja tetapi tulisan masih kelas taruna.  

Menulis di kompasiana bisa jadi jejak hidup. Tulisan walaupun sederhana bisa jadi ungkapan jiwa baik saat suka maupun duka. Apalagi saat ini menulis menjadi kegaitan saat saya pensiun. Kegiatan yang dapat memberikan kebanggaan untuk diri sendiri. Oleh karena itu menulis bagi saya amat berarti selain menjadikan amal jariah bagi diri kita. Ada iming-iming reward dari Kompasiana tentu hal menarik para kompasiner. Hal ini menjadikan semangat menulis bertambah. Inilah keunggulan blog keroyoan kompasiana dengan memberi penghargaan dengan kompasianer. Hebat dong. Walaupun tulisan saya nanti ada reward, bagi saya itu bonus (semoga suatu saat mengalami). .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun