Mohon tunggu...
yanti ningrum
yanti ningrum Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

-

Selanjutnya

Tutup

Financial

Do and Don't Saat Memulai Investasi

16 September 2019   17:30 Diperbarui: 16 September 2019   17:30 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Saya banyak belajar melalui media online, banyak sekali media yang saya ikuti, selama menurut saya bermanfaat, why not!. Salah satunya adalah investasiforex.com. Saya seperti menemukan mentor untuk membantu saya dalam investasi, Hal ini membuat saya menyadari bahwa saya mengalami kesalahan strategi dalam melakukan investasi. Saya akan menuliskan sedikit pengalaman pahit saya sehingga anda bisa mempelajari dari kesalahan yang saya perbuat.

Dulu pernah berpikir jika saya ikut-ikutan melakukan investasi seperti cerita orang-orang sukses yang pernah saya dengar, maka saya akan menjadi kaya raya dan tidak perlu bekerja lagi. Mungkin anda berpikir sungguh naif pemikiran saya itu, namun memang banyak orang awam yang akan terjun bebas secara langsung di dunia investasi tanpa tahu resiko dan cara menggunakannya, dan berpikiran setelah melakukan investasi, maka tidak perlu susah-susah bekerja.

Sebenarnya saya sudah memulai investasi di usia muda, namun saya menyayangkan karna tidak melakukannya secara rutin, padahal saya tahu teori tentang dollar cost averaging - jadi, untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan return, jika kita tidak mempunyai banyak uang di awal, seharusnya investasi dilakukan secara rutin tiap bulan, baik ketika market sedang turun maupun sedang naik. Tapi dengan polosnya saya berpikir untuk mengumpulkan uang dahulu, baru nanti kalau turun akan masukin semua dananya, dan pada akhirnya saya sadar jika yang saya lakukan adalah kebodohan.

Menurut Nick Murray "Timing the market is a fools game, whereas time in the market is your greatest natural advantage".

  • Melakukan Diversifikasi Secara Berlebihan

Kesalahan yang saya lakukan dan banyak orang lain lakukan adalah mengartikan nasehat jangan meletakkan telur dalam satu wadah atau diversifikasi secara harafiah, yaitu dengan menyebar dana kemana-mana, yang artinya uang banyak disebar ke berbagai bentuk investasi.

Untuk yang sudah profesional dan mempunyai cara manajemen dana investasi yang baik, maka hal itu mungkin mudah, tapi untuk pemula/orang awam, dengan menyebar dana ke berbagai bentuk investasi akan merepotkan sekali, karena terlalu banyak yang perlu diperhatikan dan dikontrol.

Biasanya pemula menggunakan dana kecil, nah, jika dana misal sekitar Rp. 250-500ribu saja di sebar kemana-mana maka akan membuat lelah dan menyita waktu yang ada. Karena kita harus mengingat-ingat kemana semua kita menginvestasikan dana kita, kemudian secara rutin kita harus melakukan top up ke berbagai bentuk investasi itu, hmm..tidak kebayang. Sebaiknya untuk pemula, 2-3 bentuk investasi saja sudah cukup dahulu, nanti seiring berjalannya waktu, ketika sudah menguasai instrumen investasi itu, maka kita bisa menambah instrumen lainya.

Jadi bukannya diversifikasi itu tidak perlu, tetapi harus. Karena untuk keamanan dana apabila terjadi kerugian di salah satu instrumen.

  • Tidak Melakukan Rebalancing

Pernah dengan rebalancing ? Nah, saya dulu tidak melakukannya. Sebenarnya investasi kita perlu dilakukan rebalancing/disesuaikan  tiap tahunnya. Apa yang perlu disesuaikan ? Jadi misal, kita sudah memilih portofolio yang sesuai, contoh sederhana 30% di investasi risiko tinggi, 50% investasi di risiko rendah, 20% di emas. Jika tahun berikutnya investasi risiko tinggi menghasilkan keuntungan tinggi, maka seharusnya keuntungan tersebut diambil, kemudian didistribusikan kembali sehingga portofolio aset kita tetap di 30--50--20 di semua bagian.

Memang kedengarannya merepotkan, tapi dengan cara yang seperti itu, maka investasi akan tetap aman di dalam jalurnya.

  • Investasi di cryptocurrency

Kesalahan saya yang terakhir adalah melakukan investasi di cryptocurrency. Bukannya saya tidak suka dengan teknologi blockchain, malah saya sangat antusias dengan teknologi tersebut. Tapi secara aktif berinvestasi di cryptocurrency dengan jumlah yang cukup besar adalah kesalahan awam yang tidak mengerti bahwa alokasi aset benar-benar harus sesuai dengan tingkat risikonya.

Investasi cryptocurrency saat ini untuk orang awam sama halnya dengan pergi ke casino, kalau beruntung ya bisa menang banyak, tapi kita semua tahu kalo ini adalah bentuk zero-sum game, yang mana tiap satu orang pemenang keuntungannya diambil dari banyak kekalahan orang lain. Dan saat ini melakukan investasi di bitcoin hanya mengandalkan ada orang lain lagi yang mau membelinya dengan harga yang lebih mahal semacam Greater Fool Theory.

Inilah beberapa kesalahan investasi saya, yang semoga orang lain dapat mengambil hikmahnya untuk menjadi lebih baik dalam berinvestasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun