Mohon tunggu...
Yansean Sianturi
Yansean Sianturi Mohon Tunggu... Lainnya - learn to share with others

be joyfull in hope

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

People Power yang Gagal atau Awal Permulaan?

25 Mei 2019   18:03 Diperbarui: 30 Mei 2019   16:13 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://photo.jpnn.com

Selanjutnya, bagaimana dengan  situasi psikologis rakyat mengenai tema people power, bila merujuk pada aksi tanggal 22 Mei 2019 kemaren?

Bila merujuk kondisi people power saat ini, terlihat secara jelas bahwa idenya lebih banyak dicetuskan dan didorong secara "top down" yaitu dari atas ke bawah. Para elit politik yang kalah pada pilpres dan merasa dicurangi oleh KPU serta pemerintah yang berkuasa, mengkoordinir para pendukungnya dengan harapan semua rakyat ikut serta melakukan people power. 

Merujuk kondisi saat ini people power akan sulit terlaksana karena belum dilakukan secara "bottom up" yaitu dorongan hati nurani murni dari rakyat bawah yang mendukung ke atas (para elit politiknya) yang kalah Pilpres. Gerakan people power saat ini belum menggema dikalangan pemuda dan mahasiswa. Situasinya terasa berbeda dengan tahun 1998 yang menginginkan perubahan dan disuarakan oleh pemuda dan mahasiswa hingga rektor pada seluruh perguruan tinggi yang bersatu padu dengan gerakan elemen rakyat lainnya.

Hakekat dari people power itu sendiri adalah perubahan kearah yang lebih baik dan bukan memperjuangkan ambisi ataupun kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan. jangan sampai lupa, agenda people power adalah memperjuangkan kepentingan bersama yaitu kepentingan seluruh rakyat Indonesia sehingga rakyat tersadar dan memberikan dukungannya secara sukarela. 

Apakah syarat-syarat ini sudah ada? mari, sejenak merenungkan dan menjawabnya pada hati kita masing-masing.

Langkah menggugat hasil pemilu ke Mahkamah Konsititusi merupakan salah satu cara  people power yang terhormat. Saluran hukum melalui Mahkamah Konstitusi dapat digunakan oleh semua warga sebagai alat people power mencari keadilan yang telah disediakan oleh sistem demokrasi. Mahkamah Konstitusi merupakan tempat yang tepat untuk membuktikan semua tuduhan kecurangan yang telah diucapkan sebelumnya dihadapan publik. Rakyatpun bisa ikut menyaksikan dan melihat semua alat bukti yang digunakan di persidangan nanti dan tentunya hakim akan memutus secara adil.

Namun, yang perlu diingat dalam berdemokrasi adalah kemampuan untuk menerima dengan lapang dada, patuh dan taat atas semua keputusan wasit yaitu hakim pada Mahkamah Konstitusi. Itulah ilmu dan seni dalam berdemokrasi sebagai sarana bekerja-sama termasuk oleh pihak yang menang maupun kalah, mereka dapat saling berangkulan kembali untuk membangun bangsa ini bersama-sama menuju masyarakat adil dan makmur.

Salam Demokrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun