Mohon tunggu...
Andriyani Eka Rahmawati
Andriyani Eka Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - PPG PraJabatan Gelombang 1 2024

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sastra Anak Sarana Pembentukan Karakter

28 Oktober 2021   09:55 Diperbarui: 28 Oktober 2021   10:11 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sastra Anak Sarana Pembentukan Karakter


Andriyani Eka Rahmawati
19020074111
Sutron: andriyani.19111@mhs.unesa.ac.id
Penyunting: Risma Damayanti

Apa peran Sastra Anak?
Sastra memiliki peran besar dalam pembentukan karakter pada anak. Setiap sastra memiliki ciri khas masing-masing. Genre sastra tersebut tidak lain adalah sastra anak. Sastra anak merupakan karya sastra yang ditujukan khusus untuk anak-anak berusia 6-12 tahun. Pada usia tersebut anak-anak lebih suka untuk melakukan kegiatan berupa membaca, menulis, bercerita, bermain, berimajinasi, dan yang lainnya. Adanya sastra anak dapat membantu untuk menyalurkan hobi anak-anak yang suka dengan membaca, menulis, bercerita, ataupun untuk menyalurkan imajinasi mereka dengan sebuah karya sastra.

Peran orang tua dalam mengembangkan karakter anak sangat dibutuhkan. Karena dengan bimbingan orang tua anak dapat mengetahui lebih banyak lagi informasi-informasi yang diperoleh. Salah satunya orang tua dapat melakukan kegiatan bercerita saat anak sebelum tidur. Dengan kegiatan tersebut anak-anak dapat mengembangkan daya imajinasinya dan dapat tidur dengan perasaan yang senang. Selain itu, anak dapat memperoleh informasi dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepada orang tuanya. Sama halnya dengan anak yang suka menulis. Orang tua dapat mendukung anak sepenuhnya dengan cara memfasilitasi atau membimbing saat anak memiliki karya tulisan yang baik.

Pembuatan sastra anak memiliki nilai-nilai tertentu yang dapat mempengaruhi perkembangan kejiwaan seorang anak. Nilai-nilai tersebutlah yang dapat membedakan antara sastra anak dengan sastra lainnya segi muatannya. Sastra anak dapat memuat cerita-cerita yang memiliki rasa kegembiraan, kesenangan, cita-cita, petualangan, dan yang lainnya. Maka dari itu, sastra anak memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan kepribadian, kecerdasan, dan pengalaman seorang anak dalam menuju kedewasaan dengan bimbingan orang tua. Hal tersebut dapat terjadi dalam lingkungan di sekitarnya maupun kegiatan bersastra yang berlangsung pada kehidupan anak. Kegiatan bersastra tersebut dapat meliputi sastra lisan yang diperoleh dari saluran tuturan maupun sastra tulis yang dapat diperoleh dari bacaan ataupun karya tulis seorang anak.

Proses pembentukan karakter pada seorang anak tentunya tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Dibutuhkan proses dalam jangka waktu yang panjang serta dilakukan secara terus-menerus. Yang paling penting adalah penggunaan metode yang tepat dan efektif. Salah satu metodenya yaitu membuat suasana hati seorang anak menjadi senang dapat menggunakan cerita-cerita yang mengandung nilai-nilai moral dan dapat berpengaruh dalam pembentukan karakter pada seorang anak. Cerita atau sastra anak dapat meliputi dongeng, fabel, legenda, mite, dan lain-lain. Cerita tersebut mengandung makna dalam kehidupan di masyarakat. Selain itu, saat seorang anak dibacakan cerita oleh ibunya maka ia akan berimajinasi sesuai dengan alur cerita yang dibacakan.

Burhan Nurgiyantoro (2019) menyatakan bahwa satra anak merupakan karya sastra yang difokuskan untuk anak-anak usia 6-12 tahun. Sastra anak dapat diyakini mampu untuk memberikan konstribusi yang sifnifikan terhadap proses pembentukan kepribadian atau karakter pada anak. Adanya sastra anak dapat dijadikan sebagai sumber penting untuk proses pemerolehan bahasa, mengembangkan nilai-nilai karakter, serta seorang anak dapat memperoleh banyaknya kosakata (hlm. 1-2). Bahasa yang digunakan dalam sastra anak mudah dipahami oleh anak-anak. Dalam sastra anak ceritanya menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan perkembangan seorang anak. Sastra anak memiliki perbedaan dari karya sastra yang lainnya karena sastra anak dapat membentuk karakteristik. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan anak-anak sering menirukan atau berucap kosakata yang mereka dengar. Oleh karna itu pembuatan sastra anak harus menggunakan bahasa yang bersahabat dengan anak-anak.

Orang tua dapat memenuhi hak seorang anak dengan cara memberikan informasi yang dapat diberikan melalui cerita. Cerita tersebut dapat berupa dongeng, fabel, atau cerita anak lainnya yang dapat memberikan  pengetahuan dan menambah kosakata pada anak. Selain itu dengan cara memberikan informasi melalui cerita anak dapat mengembangkan imajinasi pada pikirannya. Orang tua dapat memberikan sebuah cerita pada saat anak menjelang tidur hingga tertidur dengan lelap karena cerita tersebut dapat dibawa ke dalam mimpi dengan suasana hati yang senang. Sastra anak memiliki peran yang sangat penting untuk anak usia 6-12 tahun. Karena pada saat anak usia 6-12 tahun memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar. Maka dari itu peran orang tua sangat dibutuhkan untuk perkembangan anak.

Burhan Nurgiyantoro (2019) menyatakan bahwa dunia anak merupakan dunia bermain, berfantasi, berimajinasi, cerita, menyanyi, dunia yang tidak mengenal akan kesedihan sebagaimana yang dialami oleh orang dewasa (hlm. 4). Adanya sastra anak dapat membantu orang tua untuk memberikan informasi kepada anak usia 6-12 tahun yang masih membutuhkan arahan dan pengawasan mengenai kosakata dan pembentukan karakter yang sebenarnya. Kurangnya pengetahuan pada anak akan berpengaruh pada perkembangan anak. Baik itu cara berpikir, bersikap, berperilaku, dan karakter yang dimiliki. Maka dari itu dengan adanya sastra anak dapat membantu menambah wawasan untuk anak usia 6-12 tahun dengan bimbingan orang tua.

Sastra anak dapat berfungsi sebagai media pendidikan sekaligus hiburan yang dapat membantu untuk membentuk kepribadian seorang anak dan dapat menjadikan kecerdasan seorang anak. Sastra anak dalam pendidikan dapat memuat amanat tentang moral atau perilaku yang baik dan buruk dalam masyarakat, berperan sebagai pembentukan kepribadian anak, dan dapat mengembangkan daya imajinasi, kreativitas serta keterampilan untuk seorang anak-anak. Masa anak-anak merupakan masa yang memiliki rasa ingin tahu lebih dari pada orang dewasa. Dalam pembentukan kepribadian seorang anak memerlukan banyak informasi yang diperoleh baik dari keluarga ataupun lingkungan sekitar.

Peran orang tua dalam membimbing anak-anak sangat dibutuhkan untuk pembentukan kepribadian atau karakter anak usia 6-12 tahun. Maka dari itu orang tua harus dapat memberikan informasi yang seharusnya diperoleh seorang anak baik dari buku bacan ataupun media yang lainnya. Karena bacaan yang dikonsumsi oleh anak dapat berpengaruh pada perkembangan sikap, perilaku ataupun karakter anak nantinya. Biasanya anak akan meniru dari apa yang telah dilihat ataupun yang telah dibaca olehnya. Selain itu dengan kegiatan membaca anak dapat memperoleh kosakata baru dan informasi-informasi yang lebih banyak. Adanya sastra anak dapat mengembangkan daya imajinasi seorang anak. Karena masa anak-anak adalah masa yang hanya dipenuhi oleh bermain, bersenang-senang tanpa adanya rasa kesedihan. Dalam dunia fantasi seoarang anak biasanya melambung tinggi dan jauh dari kenyatannya. Selain itu adanya sastra dalam kehidupan seorang anak dapat membentuk kepribadian atau jati diri yang jelas sesuai dengan lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun