Mohon tunggu...
yani baguskurniawan
yani baguskurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa fakultas ilmu administrasi

belajar dari pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pengembangan UMKM Duparatus Desa Dalisodo oleh KSM Kelompok 77

23 September 2021   09:10 Diperbarui: 23 September 2021   09:15 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Dalisodo merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Provinsi JawaTimur. Desa Dalisodo terletak  pada daerah perbukitan tepatnya pada Lereng Gunung Kawi. Desa ini berbatasan dengan Desa Sukodadi (KecamatanWagir) di sebelah selatan, DesaKucur (KecamatanDau) di sebelah utara, Desa Jedong (KecamatanWagir) di sebelah timur, dan Hutan Lereng Gunung Kawi (Perhutani) di sebelah Barat.

Desa Dalisodo mempunyai beberapa dusun di antaranya Dusun Sempukerep, Dusun Bedali, Dusun Wangkal, Dusun Sengon, Dusun Gandul, Dusun Ledok, dan Dusun  Precet.

Dalam Desa Dalisodo terdapat salah satu Dusun yang memproduksi dupa, yaitu Dusun Bedali.

Dupa merupakan sebuah bahan yang mengeluarkan bau wangi aroma terapi. Dupa mengeluarkan asap ketika dibakar. Biasanya dupa digunakan untuk adat istiadat, upacara keagamaan, aroma terapi, atau  meditasi. Selain itu, dupa juga dapat digunakan sebagai deodorant sederhana atau pengusir serangga.

Di Indonesia, produksi pembuatan Dupa terpusat di daerah Malang Raya, Lumajang, Bali, Surabaya, dan Semarang. Dupa terdiri dari beberapa jenis salah satunya duparatus yang diproduksi oleh Bapak Elli warga Dusun Bedali, Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

Bapak Elli memulai usaha pembuatan duparatus sejak tahun 1994.

Awalnya Bapak Elli menyewa tempat untuk memproduksi dupa, setelah beberapa tahun Bapak Elli memproduksi dupa di rumahnya sendiri tepatnya di area belakang rumah dengan memperkerjakan 19 orang pekerja. Menurut Bapak Elli saingan dalam memproduksi dupa sangat ketat dan tidak akan laku jika menjual terlalu mahal. Bapak Elli juga memproduksi kemenyan jenis Garu dan Kayu tetapi hanya memproduksi sesuai dengan permintaan distributor atau sesuai pesanan.

Bapak Elli memproduksi dupa menggunakan mesin dan tidak  memproduksi secara manual. Proses pembuatan duparatus mulai dari step awal sampai akhir dikerjakan oleh 19 orang pekerja dengan bagian tugasmasing-masing, kecuali lidinya beli. Bahan utama duparatus yaitu kayu. Kayu jenis apapun bisa digunakan sebagai bahan utama pembuatan duparatus. Dupa yang berbau harum tersebut diberi parfum dan ada juga dupa yang sudah harum tanpa diberi parfum.

Pemasaran dupa dilakukan oleh Bapak Elli ke Pulau Bali dengan kondisi dupa setengah jadi.

Proses pewangian, pembungkusan kecil, dan pemberian merk pada kemasan dilakukan oleh distributor di Pulau Bali tersebut. Pemasaran ke Pulau Bali dilakukan setiap 3 hari sekali dengan muatan 3 ton. Setiap hari harus memproduksi lebih dari 1 ton. Duparatus terdiri dari beberapa tipe, yaitu tipe polos, tipe kaki merah, dan tipe kaki kuning. Bapak Elli memproduksi semua tipe sesuai dengan pesanan yang diminta oleh distributor. Distributor Bali juga mengekspor keluar negeri, seperti India.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun