Mohon tunggu...
Siti Handayani
Siti Handayani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki dua orang putri. Sehari-hari saya berprofesi sebagai tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah. Saya ingin menekuni kembali hobi yang selama ini saya lupakan yaitu menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyusun Cerita Best Practice Teks Prosedur PPG Daljab 2022 Kemenag 02

1 November 2022   21:00 Diperbarui: 2 November 2022   16:29 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Siti Handayani

Selain berbagai fakor yang telah dipaparkan di atas, rendahnya kemampuan peserta didik dalam menulis teks prosedur juga dipengaruhi oleh terbatasnya media ataupun fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran sehingga kreativitas peserta didik tidak dapat dieksplorasi.

Praktik ini penting untuk dibagikan oleh penulis karena berbagai alasan:

  • Praktik ini penting saya bagikan kepada pendidik lain, karena sebelum saya melaksakan praktik terlebih dahulu saya mengeksplore masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam belajar teks prosedur. Setelah itu, saya mencari alternatif solusi dari permasalahan-permasalahan tersebut, yang dapat saya uraikan menjadi beberapaha hal, antara lain:
  • Menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik
  • Mengimplementasikan model pembelajaran inovatif yaitu PBL dan PJBL.
  • Menyiapkan stimulus masalah yang relevan dengan materi dalam bentuk video. Video stimulus yang saya gunakan pada PPL-1 yaitu kegagalan pembuatan kue. 
  • Menyiapkan media pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi peserta didik dan relevan dengan materi. Dalam praktik PPL-1 saya menggunakan media flash card dan video, sementara pada PPL-2 saya menggunakan media gambar dan video.
  • Menyusun bahan ajar berupa modul yang relevan dengan kebutuhan peserta didik.
  • Menyusun LKPD. LKPD yang dibuat menggambarkan petunjuk semua aktivitas peserta didik dalam mengerjakan tugas. LKPD tesebut dibuat semenarik mungkin dengan menggunakan aplikasi canva.
  • Memberikan umpan balik berupa reward kepada peserta didik yang aktif dalam diskusi dan mengerjakan tugas dengan jawaban yang paling benar.
  • Membuat instrumen penilaian yang mencakup assessment as learning, assessment for learning, dan assessment of learning. Pada assessment for learning saya menggunakan dua penilaian yaitu self assessment dan peer assessment.
  • Melakukan ice breaking untuk memotivasi peserta didik dan mengembalikan fokus peserta didik pada materi.

Praktek ini sangat penting untuk saya bagikan kepada pendidik yang lain, karena kedepannya model pembelajaaran PBL dan PJBL menjadi model pembelajaran yang wajib digunakan pada kurikulum merdeka. Oleh karena itu, baik saya ataupun pendidik yang lain wajib belajar dan mencoba menerapkan kedua model pembelajaran tersebut.

Saya yakin di luar sana banyak pendidik yang mengalami permasalahan yang hampir sama atau bahkan sama dengan permasalah yang saya hadapi, sehingga praktik ini diharapkan selain bisa memotivasi diri saya dalam menerapkan model dan media yang inovatif, juga diharapkan bisa menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan pendidik yang lain dalam mengatasi permasalahan serupa di unit kerjanya masing-masing, sehingga pembelajaran bisa berjalan dengan menyenangkan dan peserta didik dapat terlibat aktif di dalamnya.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini yaitu:

  • Merancang perangkat pembelajaran (RPP) beserta lampiran-lampirannya seperti bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, dan instrumen penilaian (evaluasi).
  • Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perangkat yang dibuat

Tantangan yang saya hadapi untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain:

  • Pengalaman pendidik yang terbatas dalam menggunakan model pembelajaran PBL dan PJBL, sehingga timbul kekhawatiran akan melakukan kesalahan dalam menerapkan sintaks kedua model pembelajaran tersebut.
  • Peserta didik belum terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan model PBL dan PJBL. Kedua model pembelajaran ini bagi peserta didik masih asing, sehingga pendidik perlu mengenalkan dan  melakukan simulasi penggunaan kedua model pembelajaran tersebut. Dalam pelaksanaannya pun beberapa peserta didik masih pasif dalam kerja kelompok, kurang percaya diri dalam mempresentasikan hasil karyanya ke depan kelas, kurang bisa memberikan sanggahan berupa kritik dan saran, dan rendahnya kemampuan peserta didik dalam menulis teks prosedur.
  • Pendidik harus membuat rancangan aksi (RPP) berdasarkan kedua model pembelajaran inovatif tersebut.
  • Pendidik harus menyiapkan media yang relevan dengan materi teks prosedur.
  • Pendidik harus membuat bahan ajar dan LKPD yang relevan dengan peserta didik dan mencerminkan tujuan pembelajaran yang dicapai.

Saya juga menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan ini. Adapun pihak-pihak yang terkait, antara lain:

  • Kepala Madrasah, yang memberikan dukungan dan izin untuk melakukan kegiatan PPL-1 dan PPL-2.
  • Dosen dan guru pamong sebagai pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan terhadap pelaksanaan PPL-1 dan PPL-2.
  • Pendidik sebagai fasilitator, pembimbing, dan motivator dalam proses pembelajaran.
  • Rekan kerja yang membantu mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran dan melakukan perekaman terhadap pelaksanaan pembelajaran.
  • Peserta didik kelas VII-A sebagai subjek sentral dalam proses pembelajaran menulis teks prosedur.
  • Keluaraga tercinta yang tiada hentinya mendukung dan memberikan motivasi sehingga kegiatan PPL-1 dan PPL-2 dapat terlaksana dengan baik.

Langkah-langkah yang saya lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut, antara lain:

  • Berkoordinasi dengan kepala madrasah terkait kurangnya sarana dan prasaran penunjang literasi peserta didik, seperti menyediakan buku bacaan yang beragam di perpustakaan, menyediakan komputer di perpustakaan mengingat akses peserta didik terhadap teknologi sangat terbatas, menambah jumlah in focus, dan menggalakkan program literasi bagi semua warga madrasah.
  • Melakukan wawancara dengan rekan guru atau teman sejawat, juga dengan guru senior dalam penerapan model pembelajaran PBL dan PJBL pada materi menulis teks prosedur.
  • Mengkaji literatur yang relevan dengan pembelajaran menulis teks prosedur.
  • Menggunakan media pembelajaran yang beragam dan relevan dengan materi menulis teks prosedur.
  • Memberikan arahanan kepada peserta didik untuk melakukan wawancara dalam menggali informasi tentang tema menulis teks prosedur.
  • Memberikan arahan kepada peserta didik untuk melakukan praktik teks prosedur tentang membuat sesuatu berdasarkan hasil wawancara. Diharapkan dari hasil praktik tersebut peseta didik bisa menulis teks prosedur berdasarkan hasil pengalaman praktiknya.

Adapun strategi yang saya gunakan untuk menghadapi tantangan tersebut, antara lain:

  • Pendidik menggunakan pendekatan STEAM
  • Pendidik menggunakan model PBL pada pelaksanaan PPL-1 dan model PJBL pada pelakasaan PPL-2.
  • Pendidik menggunakan metode NHT dan diskusi (blanded learning) pada PPL-1, pada PPL-2 menggunakan metode diskusi.
  • Pendidik menggunakan media visual diam (flash card) dan visual gerak (video) pada PPL-1, pada PPL-2 menggunakan media visual diam (gambar) dan visual gerak (video).

Adapun proses pelaksanaan kegiatan yang saya lakukan, antara lain:

Proses pelaksanaan kegiatan ini mencakup langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun