Mohon tunggu...
erdian
erdian Mohon Tunggu... Administrasi - pemula, amatir

laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran Organisasi dari Kemelut Partai Politik

3 Maret 2021   21:54 Diperbarui: 3 Maret 2021   22:23 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

2. Hierarkhi

Kira-kira ini bermakna anak tangga karir organisasi. Memang dalam beberapa teori organisasi modern, aspek hierarkhi (penjenjangan) atau senioritas sudah tidak lagi digunakan. Yang penting adalah kapasitas dan kemampuan. Perusahaan-perusahaan swasta paling banyak yang pakai prinsip begini. 

Kalau ada kebutuhan pejabat, perusahaan akan membuka lowongan terbuka yang bebas diikuti oleh siapa saja. Yang penting bisa mendatangkan untung bagi perusahaan. Meskipun yang terpilih nantinya adalah "orang luar" dan menyisihkan "orang dalam" yang notabene sudah bertahun-tahun menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Itu oke. Karena perusahaan adalah organisasi profit yang tujuannya mencari keuntungan materi. Bagi organisasi semisal ini, malah hierarkhi bisa dianggap kuno dan bisa menjadi penghambat. 

Tapi bagi sebuah organisasi non-profit, apalagi organisasi kader, ya termasuk partai politik di dalamnya, hierarkhi atau senioritas itu penting. Hierarkhi itulah yang membangun iklim, budaya, dan ikatan emosional sebuah organisasi. 

Hierarkhi juga membangun relasi antar anggota-anggotanya. Yang tua menjadi guru dan pengasuh bagi yang muda. Tentu dalam level tertentu. Jika suatu saat yang lebih muda ternyata lebih menonjol, itu bukan masalah. 

Yang jelas di level dasar iklim tadi harus ditanamkan. Sehingga ketika anggota yang lebih junior melampaui posisi seniornya, itu dipandang sebagai keberhasilan kakak dalam membimbing adik-adiknya. Bukannya dinilai sebagai bentuk kelancangan. Nah, pola pikir itu hanya bisa tumbuh dalam organisasi yang memegang kuat heirarkhi.

3. Komunikasi

Salah satu keterampilan yang laku dijual dalam ber-organisasi adalah komunikasi. Baik ber-orasi maupun dalam melakukan lobi. Tapi, seringkali juga komunikasi itu justru menjadi masalah. Itu terjadi ketika di dalam organisasi semua orang berperan sebagai orator bukan komunikator. Komunikasi itu bukan semata-mata perkara bicara tetapi juga sabar dalam mendengar. 

Banyak organisasi pecah itu bukan karena anggota-anggota tidak pandai bicara, tetapi justeru karena tidak sabar dalam mendengar. Komunikator yang baik adalah mereka yang mampu mengkombinasikan kedua hal tadi. Komunikator yang hebat adalah adalah orang yang tahu memilih kata yang cermat kepada orang yang tepat. Dan komunikator yang bijak adalah orang yang tahu membedakan mana konten organisasi dan mana konten pribadi.

4. Tidak Gampang Membuka Aib 

Semua orang didunia ini punya dosa, setiap lembaga punya salah. Jika organisasi Kita punya kesalahan, jangan ekspose kesalahan itu. Tutupi sekuat tenaga. Kalaupun toh kesalahan itu sudah menjadi konsumsi publik, maka diamlah saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun