Orang dewasa yang ada di sekitar kehidupan, semuanya adalah guru. Ada yang mencontohkan bahwa hidup itu seru jika mengorek-ngorek kekurangan orang lain, ada yang bahagia jika bisa membuat keluarga lain berantakan, ada yang memikirkan bahwa hidup yang singkat ini harus diisi dengan kebaikan. Semua itu adalah guru, yang membuat kehidupan memiliki banyak pilihan berdasarkan model yang telah ada dan sangat nyata. Mengambil contoh yang baik dari semua guru itu merupakan tindakan orang terpelajar.
Perkataan, seburuk apapun, lukanya tidak terlihat. Jadi itu urusan yang merasakannya saja. Untuk menyelesaikan masalah ini, mulailah melihat dari sudut yang berbeda. Perkataan buruk itu milik nenek. Tidak harus diikuti dengan rasa sakit hati oleh cucu. Hidup cucu tidak akan lebih baik jika mengandalkan pada perkataan buruk nenek. Maafkanlah diri sendiri yang tidak memahami bahwa perasaan itulah yang membuat sakit dan terluka. Perasaan itulah pangkal masalahnya.
Tugas selanjutnya adalah mengelola perasaan. Perkataan ataupun asupan apapun yang hadir sebaiknya tidak langsung menohok pada perasaan. Kaji dan analisa, cerna dengan logika. Jika ternyata perkataan yang dilontarkan ternyata tidak baik, izinkan si pemilik kata-kata mempertanggujawabkan perkataanya. Jangan izinkan diri kita yang menanggung efeknya. Â