Mohon tunggu...
Badriah Yankie
Badriah Yankie Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk keabadian

Badriah adalah pengajar bahasa Inggris SMA yang menyukai belajar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kreativitas Jangan Bablas

3 Desember 2018   12:17 Diperbarui: 3 Desember 2018   12:47 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Caption: Soal yang beredar di media WA (dokpri)

Mengumpulkan informasi terkait kemampuan penguasaan kompetensi dasar yang diperoleh siswa pada level sekolah melalui penilaian harian, penilaian akhir semester memegang peranan penting dalam penentuan apakah siswa kompeten atau tidak kompeten.  Pengumpulan informasi terkait kemampuan siswa dilakukan secara terencana dan teratur oleh guru. 

Langkah yang dilaksanakan pertama kali oleh guru adalah penetapan kompetensi dasar yang akan diuji. Selanjutnya dari kompetensi tersebut ditetapkan materi yang akan dijadikan soal. Materi  dan kemampuan yang akan diuji tersebut dikembangkan menjad indikator soal, bentuk soal, jumlah soal dan jenis soalnya. 

Butir-butir soal yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait penguasaan materi, memerlukan kreativitas dan kecermatan guru pada proses pembuatannya. Kedua hal ini kelak menentukan keberfungsian dari setiap soal terhadap pemerolehan informasi penguasaan materi oleh siswa.

Mengantisipasi ketidakberfungsian soal pada saat digunakan, maka analisis soal secara kualitatif perlu dilakukan. Salah satu yang digunakan adalah analisis dari aspek bahasa. Penulisan soal harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku,  yang tidak menimbulkan penafsiran ganda dan atau salah pengertian.  

Penggunaan bahasa pada setiap butir soal sangat penting sebagai alat komunikasi secara tulis. Pada saat penulis soal menggunakan bahasa tidak baku, contoh "Air mendidih menjelang magribh, masukan ke Termos lalu menjelang sahur, subhanallah airnya masih panas,   nikmatnya nyedu kopi melengkapi sahur, alhamdulillah Allah menjaga air di Termos tetap panas melalui proses ..." 

Kalimat contoh menujukkan tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baku, misalnya kata magribh dan  nyedu. Kalimat yang sama juga menunjukkan penggunaan bahasa yang tidak formal yakni bahasa lisan yang disajikan dalam bentuk tulis. Sejatinya ketika bahasa lisan berubah menjadi bahasa ragam tulis mengalami perubahan sesuai tata aturan bahasa tulis.

Penulisan soal yang dibuat oleh guru memberikan gambaran kompetensi profesional yang dimilikinya. Pada saat butir soal tersaji seolah "main-main, iseng, nyeleneh" hal ini mengindikasikan kondisi yang kurang lebih sama untuk penghargaan pada profesinya. Guru yang gaya kreatifnya digunakan secara kebablasan untuk situasi yang menuntut keseriusan membahayakan jati dirinya sebagai pendidik. 

Siswa yang menjadi pengguna soal, bisa saja mengambil kesimpulan bahwa penilaian yang dilakukan guru bukanlah hal yang serius. Salah simpul ini secara tidak langsung mengarah pada turunnya rasa penghormatan siswa pada guru, juga turunnya rasa kekhidmatan pada penilaian. 

Kemampuan guru dalam merakit soal memang beragam. Sebagai pembelajar sejati, guru masa kini sepertinya kurang tepat jika menyalahkan ketidaktahuan teknik dan aturan membuat soal. Sejak masa perkuliahan menulis soal telah dikenalkan. Selanjutnya pada saat menjadi guru, setiap kali mengajar guru lekat dengan pembuatan soal misalnya untuk mengukur keberhasilan proses mengajarnya,  untuk mengetahui tingkat penguasaan materi ajar oleh siswa, atau untuk mengetahui keefektifan pembelajaran yang diberikannya. Bahkan, baru-baru ini para guru mendapatkan pelatihan yang tergolong intensif untuk membuat soal yang menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS).

Munculnya soal yang tidak memenuhi standar kaidah penulisan soal harus menjadi perhatian bagi semua pihak yang terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan pengajaran. Bagi MGMP tingkat kabupaten yang mewadahi para guru merupakan PR tambahan untuk menyediakan kegiatan yang sesuai dengan kondisi yang terpapar jelas memerlukan pelatihan dan bimbingan.  Bagi MGMP tingkat sekolah sebaiknya menyediakan pembimbingan  di tataran sekolah dengan pola peer-tutoring. Guru berpengalaman dengan terbuka  mengajak guru pemula untuk bersama-sama belajar membuat soal. Sedangkan bagi sekolah, IHT disarankan dilakukan secara teratur untuk terus menerus meningkatkan kompetensi guru dalam menulis soal. 

Kreativitas guru memegang peranan penting dalam merencanakan penilaian,  melaksanakan penilaian, dan memanfaatkan hasil penilaian.  Ketiga hal tersebut menyita waktu, tenaga, pikiran, sekaligus menguji kepiawaian serta profesionalisme. Guru hendaknya menempatkan kreativitas sesuai peruntukkanya agar terhindar dari kemubaziran yang terencana. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun