Mohon tunggu...
Badriah Yankie
Badriah Yankie Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk keabadian

Badriah adalah pengajar bahasa Inggris SMA yang menyukai belajar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sayur Asem dan Kerecek Genjer

19 Maret 2018   09:44 Diperbarui: 19 Maret 2018   09:55 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'Perhatikan  nama awal bulan jika kamu akan menanam jagung, kacang panjang, pare, kacang tanah, bawang daun, atau tanaman semusim lainnya,' ayah mengajariku. 'Nama bulan berakhiran -ber: September, Oktober, November,  dan Desember adalah musim hujan. Siap-siap kalau mau menanam, mulailah pada bulan Agustus. Bulan Agustus, artinya tas tis tus, hujan mulai turun. Jangan terlalu awal, misalnya Maret, -ret,' ayah memperjelas.

'Ret, artinya terikat, Maret, -ret, artinya musim penghujan berakhir. Jangan sekali-kali mulai membuat 'aseukan' atau membuat lubang tanaman baru untuk bijian-bijian seperti jagung, kacang tanah, di bulan Maret. Kamu akan repot. Repot menyirami tanaman setiap pagi dan petang, repot juga menghadapi musim kemarau. Salah memilih waktu, kalau kamu mulai menanam di bulan Maret.' Ayah mendengungkan perilaku bulan dan akibatnya bagi petani.

Ayah sendiri seperti tidak memedulikan apakah saya berminat menjadi petani atau  tidak. Setahuku, para petani biasanya lelaki. Aku, yang perempuan biasanya hanya membantu urusan menyiapkan makanan. Tidak mengambil keputusan kapan waktu menanam dan jenis tanaman apa yang akan dipilih untuk musim tanam tahun ini. Para lelaki mengambil keputusan,  bukan aku, anak perempuan.

Agustus ini, ayah sudah sibuk menyiapkan bibit kacang tanah. Bibitnya telah dibeli dari Mang Nurohman, tetangga yang biasa menanam segala bebijian. Aku sekeluarga bekerja mengupas kulit kacang tanah. Bunyi pletok dan bau tanah kering khas menerpa pada saat pengupasan. Sambil mengobrol, kami mengupas kulit kacang tanah.

Hari Minggu,  kami bersiap menanam kacang tanah.  Aku memegang biji kacang tanah yang kulitnya semuanya merah tua, bulir-bulirnya besar hasil sortiran semalam. Biji yang besar diambil dan yang kecil disisihkan. Ayah berpesan, 'untuk bibit, harus yang besar bijinya. Jangan lupa,  pas menanam nanti,  jangan ngobrol, apalagi tertawa-tawa. Nanti bijinya banyak yang bolong, atau malah kosong.

Diam, pada saat setiap biji kamu masukkan pada lubang aseuk, hitung hanya boleh 2 biji saja yang masuk. Sambil tanganmu menaruh biji, ucapkan Allah dua kali, iringi dengan doa. Setelah itu tutup biji dengan tanah, ucapkan alhamdulillah. Terus begitu, sampai selesai seluruh larik, jangan mengobrol.'

Kalau ayah sudah berpesan, aku biasanya hanya bersetuju saja. Tidak hendak berdebat ada hubungan apa antara biji kacang tanah dengan tertawa. Aku masih ingat kata nenek, biji jagung, biji kacang tanah akan ompong-ompong seperti gigi jika ketika ditanam si penanamnya tertawa atau terlihat giginya. Walaupun si penanam giginya lengkap, tetap biji yang ditanamnya akan ompong.
Setelah aku dewasa, barulah paham kenapa tidak boleh terlihat gigi.

Biasanya jika menanam kacang tanah,  para penanam mengobrol. Saking asiknya mengobrol, obrolan hangat akan berubah menjadi gibah, menjadi gosip, menjadi penyebaran berita bohong, yang biasanya para lbu kuli tanam memiliki wilayah gosipnya sendiri. Mengucapkan Allah pada setiap kali menaruh biji akan mengalihkan gosip kepada kesadaran akan kuasa Tuhan yang mengubah biji menjadi tunas, dan kelak berbuah.

Aku menemukan kesenangan tersendiri jika musim tanam bebijian mulai. Ibu akan menyajikan makanan berbahan dasar biji kacang tanah seperti oncom dan sayur asem. Sayur asem adalah sayuran yang sesuai namanya, asam. Asam karena dibumbui buah asam. Rasanya segar, sayur asam berisi segala biji, ada kacang tanah, jagung, biji melinjo, kacang panjang,  irisan labu siam, irisan nangka muda, irisan pepaya muda dan daun melinjo. Memasak sayur asam sangat mudah.  Semua bahan direbus, rebusan tadi dibumbui buah asam, terasi, lengkuas, gula merah dan garam. Pasangan lauknya, cukup ikan asin.

Satu lagi, oncom kacang tanah. Oncom nanti dijadikan campuran untuk Genjer. Kerecek genjer campur oncom, mungkin hanya ada di kampungku saja. Genjernya biasanya secara dadakan dipetik di sawah. Genjer termasuk tanaman liar yang tumbuh bersama padi. Di beberapa tempat, kini, aku melihat genjer dibudidayakan bersama dengan kangkung. Sepertinya tidak semua orang kenal dengan kerecek genjer yang dicampur oncom.

Menanam kacang tanah menjadi bagian masa kecilku yang mengenalkan pada kehidupan sosial gotong royong sebagai petani. Mulai dari membersihkan lahan, membuat lubang aseuk, menanam, sampai panen, semuanya dilakukan bersama-sama. Setelah selesai di satu tempat,  hal yang sama dilakukan di tempat lain. Memang ada beberapa orang yang kerjanya buruh membersihkan lahan, menanam, dan memanen palawija, tapi tidaklah banyak. Pekerjaan lebih banyak dilakukan 'sindur' atau saling membantu bergiliran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun