Mohon tunggu...
Yandra Susanto
Yandra Susanto Mohon Tunggu... Guru - Guru terbaik adalah yang mampu merubah iblis jadi malaikat, merubah maling jadi ustad

Impian tertinggi, berkumpul bersama orang tercinta di JannahNya nanti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Opini: Marwah Guru yang Terus Tergerus

28 Februari 2023   10:50 Diperbarui: 28 Februari 2023   10:59 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah salah satu pilar pembangunan Nasional. Tingkat pendidikan suatu negara sangat menentukan tingkat kemajuan dan kesejahteraan negara tersebut. Makanya pendidikan selalu di tempatkan dalam salah satu pilar terpenting dalam pembangunan Nasional.

Pendidikan dalam Islam juga di nobatkan sebagai salah satu kepingan iman dan sebagai salah satu kewajiban seorang muslim. Banyak sekali dalil dalil tarbiyah yang menjelaskan tentang urgensi pendidikan dalam kacamata muslim. Posisinya dalam hukum agama Islam di letakkan sebaai salah satu kewajiban, yang jika dikerjakan menjadi sebuah amal pahala dan jika ditinggalkan berbuah dosa dan dipandang sebagai suatu kerugian.

Dilihat dari kepentingan bangsa maupun agama, pendidikan bisa di sebut sebagai kewajiban bagi setiap Manusia. Maka para pelaku pendidikan itu juga seharusnya di posisikan dalam tahta tertinggi dalam kedudukan moral dan prioritas. Guru berada dipuncak Paramida kehormatan dan kemulian itu.

Namun kenyataannya, meskipun diyakini sebagai pilar pembangunan peradaban, dari masa ke masa posisi guru semakin terdegradasi. Terpilih hingga kelak mungkin dipandang sebagai sebuah posisi paling rendah dengan penghargaan paling murah. Gerak dan kreativitas mereka dibatasi dengan berbagai aturan yang berlindung dibawah sebauh mahakarya barat bernama "Hak Asasi manusia" HAM.

Dahulu, seorang guru dimata orang tua, tak peduli apa posisinya, apa jabatannya atau bagaimana status sosialnya dimasyarakat, ketika berhadapan dengan guru anak-anak mereka, mereka akan sungkan dan berlaku hormat. Bertutur dengan sangat hati-hati bahkan ketika anaknya dihukum karena berbuat kesalahan, para orang tua takkan berani berkata kasar atau menggerakkan kaki dan tangan menghadapi guru. Tidak! Karena mereka begitu menghormati guru. 

Hasilnya, itulah para guru-guru pendahulu kita yang kemudian melahirkan banyak tokoh-tokoh hebat didunia, termasuk di Negeri kita tercinta. Guru begitu dihormati. Dulu!

Begitu juga ketika anak menangis karena dihukum guru disekolah, para orang tua takkan berani menyalahkan guru tetapi akan ikut serta memperbaiki kesalahan anaknya. Tak jarang mendatangi guru dengan permintaan tulus dan rendah hati supaya tak sungkan mengajar anaknya.

Kemudian lahirlah generasi yang tangguh, tidak cengeng dan pantang menyerah. Berkarakter baik dan tak segan mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Lahirlah petaka itu. Berlindung dibawah aturan yang katanya melindungi hak asasi manusia, tetapi dalam penerapannya justru menggerus nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Pola pendidikan diseluruh dunia berubah, pendidikan di negeri kita pun takkalah berubah.

Guru tak lagi dipandang sebagai sosok terhormat, sebagai orang mulia dengan statusnya. Dia hanya dipandang sebagai tempat transit ilmu tanpa mampu merubah dan memperbaiki karakter manusia. Guru dipandang sebagai profesi yang bahkan dalam jajaran pangkat dan posisi di letakkan sebagai abdi negara tingkat rendah dan dengan gaji rendah pula.

Produk pendidikan kemudian membuahkan hasil. Lahirlah generasi yang baik ilmu pengetahuannya tapi rendah akhlaknya. Tinggi tingak Pendidikan tetapi lemah moral dan imannya. Status maling ayam dengan citra buruk rupa memakai pakaian gelap dan topeng, bertransformasi menjadi maling uang negara berpakaian rapi berdasi dan wajah ceria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun