Mohon tunggu...
Yandra Susanto
Yandra Susanto Mohon Tunggu... Guru - Guru terbaik adalah yang mampu merubah iblis jadi malaikat, merubah maling jadi ustad

Impian tertinggi, berkumpul bersama orang tercinta di JannahNya nanti

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Prahara Gunung Singgang

9 Februari 2023   12:21 Diperbarui: 9 Februari 2023   12:32 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Prolog

Dibagian tengah pulau Raksasa bernama Swarna Dwipa, sebuah kerajaan Melayu kuno sedang dilanda krisis. Ditengah kecamuk perang saudara, musuh luar yang sudah lama mengincar daerah subur yang makmur itu. Kerajaan dilanda kemelut pahit dan diambang kehancuran.

Raja dan para petingginya tak berdaya. Bantuan dari Negeri Seberang tak kunjung datang, sementara kehancuran kejayaan kerajaan mereka sudah diambang pintu. Api sudah membakar alis, tak berdaya akhirnya Raja ikut berperang melawan musuh.

Tak butuh waktu lama, kurang dari satu bulan, kerajaan Raya Setangkai hancur. Raja tewas dalam peperangan. Negeri yang semulanya memang sudah rusak akibat perang saudara, akhirnya musnah oleh serangan musuh dari luar.

Sebulan kemudian, dua orang Putri cantik bak bidadari muncul dibekas istana yang sudah hancur. Keduanya dikawal oleh sepuluh prajurit derbadan kekar dengan aura menakutkan. Bersama sama mereka berusaha mencari korban selamat akibat perang, kemudian pergi dari tempat itu dengan sedih.

Rombongan ini kemudian mendirikan kerajaan baru yang sejarahnya mengguncang dunia. Kerajaan baru itu bertahan ratusan tahun dengan kekuatan terbaik dimasanya. Kekuasaan kerajaan itu bahkan pernah menguasa seperempat dunia.

Sayangnya, kejayaan itu harus musnah akibat tragedi cinta segitiga yang kemudian memicu perang tak hanya dengan kekuatan dari dalam maupun dari musuh yang datang dari negara lain.

Kekuatan dari dalam berasal dari pangeran Braja Sati, seorang seniman bela diri dan panglima perang terbaik yang sangat menjunjung keadailan dan kebenaran. Bagaimanapun cinta segitiga itu biasa, namun tindakan Sang Raja sangat bertentangan dengan nuraninya. 

Dianggap sebagai pemberontak, Pangern Braja Sati dihukum berat. Kaki tangannya di patahkan, matanya dibuat buta dan di buang kedalam hutan belantara. Sebagai pangeran dari keturunan Raja, semua pangeran termasuk Braja Sati memiliki tanda ditelapak tangannya. Tanda itu hanya dimiliki oleh keturunan Asli Raja. 

Sementara itu, setelah menghukum Braja Sati, Kerajaan dapat serangan hebat dari musuh. Kisah ratusan tahun lalu, kembali terulang.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun