Menjadi seorang pendidik (red:guru) saat ini dihadapkan dengan berbagai macam situasi yang kompleks, tidak jarang dengan situasinya itu muncul permasalahan-permasalahan tertentu, bukan hanya masalah yang datang dari dalam (internal) pendidik itu sendiri, namun pula terkadang muncul dari luar (external).
Tidak dapat dinafikan bahwa sepanjang manusia hidup tentu tidak terlepas dari masalah yang muncul dan harus dihadapinya, Allah. Swt berfirman:
"aladzi kholaqol mauta wal hayata liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amala wahuwa azizulGhafuur".
Allah (Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha perkasa, Maha Pengampun). Al-Mulk : 2.
Menghadapi permasalahan yang muncul pada kehidupan menjadi salah satu kererampilan yang harus dimiliki seseorang, semakin terampil kemampuan seseorang memecahkan masalah (problem solving), maka semakin cepat masalah terselesaikan dengan baik, semakin terlatih kemampuan problem solving seseorang maka semakin ringan ia menganggap masalah yang dihadapinya bahkan ia akan merasa bukan masalah , semakin terus terlatih maka semakin tertantang ia menghadapi masalah.
Disadari atau tidak seorang pendidik secara terus menerus dilatih bagaimana ia menghadapi suatu masalah, terutama masalah yang berhubungan dengan profesinya sebagai seorang guru yang dihadapkan dengan peserta didiknya yang heterogen.
Berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi pendidik, Saat ini guru dihadapkan dengan era society 5.0, dimana pada era ini manusia dituntut menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi Industri 4.0. Atas dasar inilah berbagai inovasi pembelajaran muncul dari para pakar dan praktisi pendidikan dalam rangka mengefektifkan ketercapaian tujuan pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang muncul saat ini dan sedang hangat dibicarakan adalah metode Problem Based Learning. (PBL)
Metode Pembelajaran PBL menjadi pilihan wajib bagi pendidik dalam melakukan interaksi pembelajaran dalam implementasi Kurikulum Merdeka, bukan hanya untuk mengejar capaian pembelajaran namun juga dapat melatih peserta didik mampu berpikir kritis, aktif, dan kreatif melalui pemecahan masalah pada tiap-tiap pembelajaran yang muncul. Metode ini dianggap mampu memberi bekal terhadap peserta didik guna menghadapi era society 5.0.
Pada PBL ini, pendidik tidak lagi menjadi sumber belajar, memberikan informasi atau trasnfer ilmu secara langsung menggunakan metode klasik sedang peserta didik menjadi objek dari kegiatan pembelajaran itu.
Namun peserta didiklah yang menjadi subjek sekaligus sumber belajar pada kegiatan pembelajaran dengan mengedepankan pencarian solusi dari pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan pada awal pembelajaran sehagai stimulus yang disesuaikan dengan capaian pembelajaran dan guru bertugas sebagai fasilitator menemukan solusi dari permasalahan yang muncul.
