Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Geriatric Millennial

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kembalinya Penjurusan IPA, IPS, Bahasa, dan Nasib Anak Non-IPA

14 April 2025   12:03 Diperbarui: 15 April 2025   07:11 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan SMAN 3 Amarasi Timur, Kabupatan Kupang, NTT diambil pada 2021 | Foto: KOMPAS/ANTO TEGUH SETIAWAN

Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA akan dikembalikan lagi mulai tahun ajaran 2025/2026. Hampir semua kalangan menyambut sukacita kembalinya penjurusan ini dengan harapan menjadikan siswa kembali pintar hitung-hitungan seperti zaman mereka dulu. 

Zaman mereka?

Bukannya di zaman mereka yang (ditasbihkan) pintar hitung-hitungan itu cuma anak IPA?! Anak IPS, apalagi Bahasa, cuma buangan karena dianggap tidak sanggup berkutat tiap hari pada mata pelajaran hitung-hitungan.

Asal-usul Penjurusan SMA di Indonesia

Mereka yang tahun 1965-1980 atau disebut Gen X pasti merasakan penjurusan di SMA dengan pembagian kelas A1 (Fisika), A2 (Biologi), A3 (Sosial), dan A4 (Bahasa).

Sementara itu perubahan terjadi pada Gen Y (Milenial) yang penjurusannya berubah jadi IPA, IPS, dan Bahasa. Pada penjurusan A1-A4, siswa mengambil jurusan di kelas 2. Setelah berubah, penjurusan diambil di kelas 3. Pada masa penjurusan IPA, IPA, Bahasa, nama SMA berubah jadi SMU (Sekolah Menengah Umum).

Menukil laman siln-riyadh.kemdikbud.go.id, penjurusan SMA dimulai pada masa kemerdekaan tahun 1950, waktu itu terjadi perubahan nama dari Sekolah Menengah Oemoem Atas (SMOA) menjadi Sekolah Menengah Atas. Pemerintah waktu itu membagi SMA jadi tiga, yaitu:

  1. SMA A (Bahasa)
  2. SMA B (Ilmu Pasti dan Ilmu Alam)
  3. SMA C (Ilmu Sosial)

Pada tahun 1960-an sistem tersebut diubah, semua SMA membuka beberapa jurusan sekaligus baik Bahasa,  Ilmu Pasti, Ilmu Alam, maupun Ilmu Sosial.

Selain penjurusan yang berubah, ternyata nama SMA juga berubah. Berbagai sumber media massa nasional menyebut pada 1990-an terjadi perubahan nama jadi SLTA. Namun, saya meragukannya. Suami saya masuk kelas 1 SMA awal tahun 1990-an, namanya SMA. Saya masuk SMA akhir 1990-an, namanya SMU.

Amat mungkin penyebutan SLTA itu terjadi tahun 1970 sampai 1980-an karena beberapa generasi  yang sekolah di masa itu menyebutnya dengan SLTA.

Beberapa dekade kemudian, Mendikbudristek Nadiem Makarim menghapus penjurusan di SMA. Tujuan penghapusan ini untuk memberikan fleksibilitas kepada siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan rencana karier mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun