Setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melarang widyawisata bahkan sampai memecat ratusan kepala sekolah yang menyelenggarakannya, kini giliran Gubernur Jakarta Pramono Anung yang melarang. Pramono tak tersurat melarang, beliau hanya menyarankan agar widyawisata diadakan di Jakarta saja, tidak usah ke luar kota.
Apakah kebijakan para gubernur ini impulsif atau memang widyawisata itu banyak mudarat ketimbang manfaat?
Widyawisata
KBBI mengartikan widyawisata sebagai perjalanan ke luar (daerah, kampus, dan sebagainya) dalam rangka kunjungan studi (biasanya berombongan) atau kunjungan dalam rangka menambah ilmu pengetahuan. Padanan kata widyawisata dalam bahasa Inggris adalah study tour.
Apakah widyawisata ini bermanfaat atau cuma mudarat, tergantung dari sudut pandang mana kita mengikutinya. Pastinya widyawisata ini dari jaman jebot sudah ada. Anak-anak SMA era 1990-an melakukan widyawisata ke Bali. Pulangnya mereka harus membuat karya tulis tentang ilmu yang didapat dari kunjungan itu.
Jaman berikutnya SMA swasta yang mahal mulai berani memberangkatkan siswanya widyawisata ke Malaysia atau Singapura. Kalau tadinya widyawisata cuma dilakukan siswa menengah atas, zaman berikutnya siswa SD sudah berani pergi ke kota tetangga untuk melakukan study tour. Tadinya siswa SD cuma berkunjung ke museum dan tempat edukasi yang ada di dalam kota saja.
Jadi sebetulnya study tour atau widyawisata anak sekolah bukan barang baru di negeri kita. Mungkin karena ekonomi sebagian orang makin sulit dan kurangnya pemahaman bahwa anak butuh wawasan, akhirnya di zaman yang maju ini widyawisata justru jadi polemik.
Siswa dan Wisata
Alasan Gubernur Jabar dan Jakarta melarang widyawisata adalah untuk meringankan beban finansial orangtua dan mengurangi risiko keselamatan siswa.Â
Obrolan soal widyawisata ini pernah mengemuka di grup orangtua kelas 7 sekolah anak kami (sekolah negeri). Ada orangtua yang minta sekolah tidak lagi mengadakan study tour karena dia pernah dicurhati orangtua lain yang terbebani harus membayar biaya widyawisata.
Akan tetapi, ternyata lebih banyak orangtua yang mengatakan setuju sekolah tetap mengadakan widyawisata. Alasan mereka adalah kebutuhan anak.