Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tengadah Kemarau Mengharap Hujan

5 Agustus 2024   12:03 Diperbarui: 5 Agustus 2024   12:25 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Dalam terik surya yang membara
Dedaunan meranggas di tanah
Angin membawa debu ke segala arah
Menyisakan jejak di jalan yang gersang.

Langit biru tak berarak berawan
Memandang sawah yang merindukan hujan
Pak tua menengadah langit menderas harapan
Menunggu tetes air yang tak kunjung datang.

Sungai-sungai mengering tinggal bebatuan
Tiada ikan apalagi udang
Anak-anak bercengkrama di bawah pohon rindang
Menghibur diri di tengah musim yang panjang.

Dalam tiap kemarau panjang
Ada doa disetiap ucap harapan
Bahwa hujan akan datang membawa berkah
Menghidupkan kembali bumi yang tandus dan lelah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun