Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Tidak Asal Mandiri, Anak Butuh Kemandirian Sesuai Usianya

18 Januari 2023   18:08 Diperbarui: 18 Januari 2023   19:13 2820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak mandiri (Sumber diolah dari Canva)

Kemandirian anak tidak muncul dalam semalam seperti legenda candi Prambanan. Kemandirian muncul karena anak terbiasa melakukannya dengan kesadaran sendiri.

Anak yang Mandiri Itu Seperti Apa, Sih?

Karena anak-anak saya masih belajar di SD, maka saya menukil buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (2004) karangan Singgih Gunarsa yang mengatakan bahwa kemandirian anak usia 6-12 tahun adalah seputar sekolah dan pelajaran (termasuk teman-temannya) karena kehidupan anak usia ini masih berkisar di dunia sekolah.

Psychology Today menginformasikan bahwa anak yang mandiri adalah anak yang yakin kalau mereka kompeten dan mampu mengurus diri sendiri, mengeluarkan ide, dan membuat keputusan untuk dirinya sendiri. 

Psikolog parenting Jim Taylor, Ph.D menegaskan anak mandiri itu yang utama jiwa dan pikirannya. Mereka mengerti instruksi yang diberikan kepadanya dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang diberikan secara maksimal. Anak yang mandiri juga tidak haus akan pengakuan dan jarang melakukan sesuatu hanya untuk diperhatikan orang lain.

Namun banyak dari kita yang lupa kalau membuat anak jadi mandiri itu butuh proses yang tidak secepat bikin brownies. 

Mereka perlu bimbingan dan contoh perilaku dari orang tua atau orang terdekatnya untuk mencapai kemandirian sesuai porsi usianya.

Outing Class dan Kemandirian

Bulan ini kelas anak kedua saya mengadakan outing.

Rencananya, sesuai program tahun ajaran baru yang disosialisasikan kepada orang tua, outing kelas 2 hanya mengunjungi tempat pembuatan gerabah di Kecamatan Borobudur yang jaraknya bertetangga dengan sekolah anak kami. Nyatanya outing class tersebut juga mengunjungi candi Borobudur.

Ternyata, biro wisata memaksakan bundling ke candi Borobudur dengan alasan sudah satu kesatuan paket dengan outing ke pembuatan gerabah.

Walau ada tiga museum di dalam kompleknya, candi Borobudur bukan tujuan yang tepat buat anak kelas 2 karena jarak antarmuseum dan spot edukasinya berjauhan, kecuali kunjungan ke candi Borobudur itu murni piknik bukan outing class.

Kalau outing dan piknik dicampur bisa mengaburkan esensi dari outing class yang bertujuan menguatkan pembelajaran siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun