Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kesaktian Orang Dalam

18 November 2022   15:42 Diperbarui: 18 November 2022   15:49 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kamu kaya, kesulitan hidupmu akan berkurang 30 persen. Kalau cakep, kesulitanmu berkurang lagi 30 persen, lalu sisanya tergantung kamu punya orang dalam atau tidak.

Tim hadroh (rebana modern) sekolah anak saya kalah di tingkat kabupaten walau nilainya lebih tinggi dari nilai yang diraih juara pertama. Paling membuat para guru mengernyitkan kening adalah kenyataan bahwa tim yang paling banyak overtime malah jadi juara tiga.

Bila menghitung secara kasar dan kasat, tim yang paling banyak overtime akan dapat banyak pengurangan nilai yang membuatnya sulit jadi juara. Skor sekolah anak saya masih lebih tinggi dari si juara pertama, walau sudah dikurangi overtime tiga menit dan pengurangan lain yang tidak dijelaskan oleh juri.

Guru PAI yang mendampingi tim hadroh tidak pernah dapat jawaban kenapa skor tim sekolah kami dikurangi terus tanpa alasan dan kenapa tim yang nilainya lebih rendah malah juara.

Selidik punya selidik. Ada juri yang anaknya main di tim juara tiga. Pun tersebar kabar di kalangan guru antarsekolah bahwa penentuan juara digilir sesuai kesepakatan. Bagus atau tidaknya penampilan satu tim tidak jadi faktor penentu kemenangan. Guru-guru kami bahkan sempat menyesali bahwa mereka tidak punya orang dalam yang bisa mengantar tim jadi juara.

Bila merunut ke belakang sebenarnya sekolah anak saya itu bukannya tidak punya orang dalam. Orang dalam yang dikenal sekolah kami bahkan bisa mengantar sampai ke tingkat Provinsi Jawa Tengah, walau penampilan regu saat Upacara Siaga bagusnya memang top, yang akhirnya meraih juara tiga.

Orang Dalam dan Etika

Saat kuliah di semester tujuh yang mewajibkan mahasiswanya melakukan praktik kerja lapangan, saya magang di kantor media, dan dibayar. Sementara pemagang lain, boro-boro dibayar, tiap hari kerjaan mereka cuma duduk baca koran (karena memang tidak disuruh ngapa-ngapain) alih-alih mempelajari bagaimana cara kerja perusahaan media.

Hal seperti itu jelas merupakan bentuk ketidakadilan. Bisa saja diantara yang magang itu ada yang betul-betul ingin belajar dan berkarir di dunia jurnalistik, sementara saya waktu itu enggak pengin-pengin-amat jadi wartawan.

Kendati tidak ada larangan soal punya orang dalam di dunia kerja, namun keberadaan orang dalam yang ikut campur dalam proses penerimaan seseorang ke dunia kerja bisa membutakan penilaian terhadap orang-orang yang sebenarnya highly qualified.

Maka secara etika, orang yang punya hubungan kekerabatan dengan peserta lomba, peserta kontes, peserta audisi, atau peserta rekrutmen mestinya tidak terlibat pada proses yang membutuhkan keaktifan peserta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun