Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Meneropong Angkatan Sastra Siber dari Generasi Alpha

20 Mei 2022   12:34 Diperbarui: 21 Mei 2022   13:07 1689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sastra siber interaktif (wallup.net)

Di Kabupaten Magelang beberapa SD-SMA sudah punya mading digital dengan konten yang rutin diperbarui dan bisa dilihat semua orang. Dinas pendidikan setempat bahkan pernah menggelar lomba mading digital untuk tingkat SD.

Kelak, sastra siber yang dibuat Gen Alpha bisa jadi dibuat interaktif karena mereka amat menyukai penampakan gambar dan suara daripada cuma tulisan. Pembaca dapat "masuk" ke dalam cerita menggunakan suara, sentuhan, atau ketikan jari untuk memilih dan mengikuti alur cerpen dan novel. Gambar dan ilustrasi yang ada dalam cerita juga bisa bergerak dan mengeluarkan suara saat disentuh.

Kok seperti mengada-ada, ya? Tidak. Manusia bisa melakukan apa saja asal ada kemauan. Mengkloning makhluk hidup dan keluar angkasa saja bisa, apalagi cuma bikin sastra siber interaktif.

Sastra interaktif sebenarnya sudah dibuat oleh developer gim bergenre role-playing. Pada gim itu pembaca bisa memilih sendiri tokoh, jalan cerita, dan ending yang disediakan dari sebuah novel. Namun, bila pada gim kita harus meng-update secara rutin untuk melanjutkan ceritanya, pada sastra siber interaktif tidak perlu. 

Tata Bahasa Sastra Siber

Pada sastra siber interaktif, kita mungkin lebih banyak menemukan penggunaan bahasa Indonesia tidak baku yang ditujukan kepada sesama Gen Alpha karena kurang menyukai tulisan (sebagai efek dari gaya hidup digital sejak bayi). 

Mereka akan lebih menyukai bahasa percakapan yang menggunakan istilah kekinian (slang) dan dibumbui keminggris. Keminggris disini maksudnya bukan bahasa yang campur-baur Indonesia-Inggris, melainkan hanya istilah Inggris yang tidak diubah menjadi bahasa Indonesia, misal email, earphone, game, headset, atau browser.

Meski begitu, walau beda gaya dan ciri khas dengan angkatan-angkatan sebelumnya, angkatan sastra dari Gen Alpha tetap patuh mengikuti KBBI dan PUEBI jika mereka membuat karya sastra dalam bentuk buku cetak/fisik. Hari ini namanya masih PUEBI alias Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, tahun depan entah ada perubahan apa dalam bahasa Indonesia.

Menurut Kemdikbud, bahasa Indonesia mengalami pemutakhiran setiap enam bulan sekali sesuai masukan dan perkembangan bahasa di masyarakat.

***

Pada hal lain untuk mengikuti perkembangan zaman guna menarik minat anak-anak mengunjungi museum, Museum Samudra Raksa sudah punya wahana interaktif. Museum yang ada di dalam komplek Candi Borobudur itu punya koleksi pecah-belah dari Tiongkok abad ke-9 yang karam di perairan Cirebon. 

Wahana interaktif disana mengisahkan pelayaran dagang bangsa Indonesia melewati jalur sutra sampai ke Afrika. Lantai museum terdiri dari beberapa layar yang menampilkan kehidupan laut dimana ikan-ikan akan kabur bila kita injak. Pun lumba-lumba dalam layar di dinding akan melompat sebagai respon atas lambaian tangan kita.

Bila jejak sejarah bangsa di museum saja bisa dibuat interaktif, karya sastra juga bisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun