Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Meneropong Angkatan Sastra Siber dari Generasi Alpha

20 Mei 2022   12:34 Diperbarui: 21 Mei 2022   13:07 1689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sastra siber interaktif (wallup.net)

2. Angkatan Pujangga Baru. Disebut juga angkatan 1930-an dimana para pengarang mulai menulis tentang perjuangan bangsa dibanding romantisme kedaerahan.

Pengarang paling menonjol pada masa ini adalah Armijn Pane, Amir Hamzah, dan Sutan Takdir Alisjahbana. Novel dan puisi karangan tiga sastrawan ini jadi bacaan wajib bagi anak sekolah di era orde baru.

3. Angkatan 45. Nama angkatan ini diberikan oleh sastrawan, budayawan, sekaligus tokoh pers Rosihan Anwar pada 1949.

Penamaan Angkatan 45 waktu itu dipenuhi pro-kotra karena banyak anggapan menilai bahwa yang lebih pantas menyandang embel-embel "45" hanyalah para pejuang kemerdekaan, bukan sastrawan. Akhirnya nama Angkatan 45 tetap dipakai sampai sekarang dengan pelopornya adalahg Chairil Anwar, Asrul Sani, Rivai Apin, dan Idrus.

4. Angkatan 50-an dan 60-an. Pengarang paling tersohor masa  ini adalah Pramoedya Ananta Toer. Namun, novelnya yang paling terkenal, Bumi Manusia, terbit pada 1980.

Setahun kemudian Kejaksaan Agung melarang peredaran Bumi Manusia karena dianggap mengajarkan marxisme dan komunisme. Setelah reformasi, Bumi Manusia diterjemahkan ke dalam 33 bahasa dan jadi salah satu referensi karya sastra dunia yang wajib dibaca.

Karena itu Pram mungkin lebih tepat disebut sebagai sastrawan segala angkatan. 

5. Angkatan 60 dan 66. Angkatan 1960-an terpotong oleh Angkatan 66 karena dipengaruhi oleh situasi politik yaitu peristiwa G30S dan unjuk rasa mahasiswa besar-besaran.

Adapun nama Angkatan 66 dicetuskan oleh HB Jassin di Majalah Horison Nomor 2 tahun 1966. HB Jassin sampai sekarang dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia. Nama-nama tenar seperti Taufik Ismail, Putu Wijaya, Sapardi Djoko Damono, dan Goenawan Mohammad muncul di masa ini.

Angkatan ini juga memuat nama Iwan Simatupang. Iwan merupakan satu-satunya sastrawan Angkatan 1950 yang dimasukkan ke generasi 60-an karena karyanya kerap dicibir di eranya. Sastra yang ditulisnya baru mendapat pengakuan satu dekade kemudian. 

6. Angkatan 70 dan 80.  Abdul Hadi W.M. dan Damai Toda ingin melanjutkan penamaan generasi sastra era 1970-an dengan nama Angkatan 70, tapi Korrie Layun Rampan menganggap tidak ada generasi sastra yang muncul pada periode ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun