Sementara itu pendengar pasif biasanya terjadi ketika kita mendengar khotbah, seminar, pembelajaran, dan pidato. Kita hanya jadi pendengar tanpa berinteraksi dengan orang yang bicara.Â
VeryWellMind menulis bahwa active listening punya ciri:
- Netral dan tidak menghakimi.Â
- Sabar. Bila lawan bicara berhenti sejenak, biarkan suasana hening sebentar untuk kasih kesempatan dia bicara lagi.
- Umpan balik verbal dan nonverbal untuk menunjukkan kita mendengarkan (senyum, kontak mata, bersandar).
- Menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan ceritanya.
- Meringkas apa yang telah dikatakan lawan bicara.
Sebenarnya buat apa repot-repot jadi pendengar aktif kalau tidak ada orang yang mendengarkan kita juga? Dengar orang lain curhat melulu rasanya kayak jadi tong sampah.
Mendengarkan bukan cuma saat orang lain curhat, pun saat ngobrol ringan, basa-basi saat antrean, atau bahkan mendengarkan saat orang bertanya dimana letak toilet.
Manusia adalah makhluk sosial. Saat lahir ke dunia kita dibantu dokter, bidan, dukun beranak, bahkan bantuan sang ibu yang mengejan untuk mengeluarkan dari rahim. Apa bisa kita keluar sendiri?
Saat mati pun kita butuh orang lain untuk memandikan, menyalatkan, dan menguburkan. Apa kita bisa mengubur atau mengkremasi sendiri?
Mendengarkan adalah bagian dari fitrah manusia sebagai makhluk sosial.