Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adopsi "My Body My Choice" dari Legalitas Aborsi sampai Menolak Vaksinasi

26 September 2021   12:19 Diperbarui: 26 September 2021   12:19 3218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Slogan My Body My Choice serupa dengan "my body my authority". Selain sering digaungkan oleh kaum feminis, slogan itu sama-sama punya arti menjunjung kebebasan wanita terhadap tubuh mereka tanpa siapapun boleh mengaturnya.

Feminis berarti orang yang mendukung feminisme. Feminisme adalah paham yang meyakini bahwa semua jenis kelamin (perempuan) punya hak dan kesempatan yang sama (dengan laki-laki).

Hal dan kesempatan yang sama termasuk menghormati beragam pengalaman, identitas, pengetahuan dan kekuatan perempuan, serta perjuangan untuk memberdayakan semua perempuan guna mewujudkan hak penuh mereka.

Menurut Dr. Anjum Altaf, ekonomis dari Lahore University of Management Sciences, pada esainya yang dimuat di dawn.com, 

awal muda munculnya slogan My Body My Choice terjadi di Eropa pada proses perubahan feodalisme ke kapitalisme di abad 17-18.

Pada masa feodalisme buruh tidak bebas karena terikat kepada tuan tanah. Untuk memutus ikatan ini, para kapitalis memperluas analogi dari kepemilikan pribadi ke tubuh manusia. 

Ideologi My Body My Choice disebarkan kepada para buruh bahwa tubuh mereka adalah milik mereka dan bebas dari ikatan dengan tuan tanah. Namun dimasa itu buruh tetap tidak punya pilihan. My Body My Choice mereka adalah menjual tenaga ke penawar tertinggi, yang mana adalah kapitalis itu sendiri.

Di abad 20 slogan itu lantas diadopsi oleh kaum wanita untuk membebaskan tubuh mereka dari bermacam aturan. 

Aborsi

Menurut organisasi nirlaba MSI, ide My Body My Choice mereka sebarkan guna memberi keberanian bagi perempuan untuk memutuskan apakah mereka akan memiliki anak atau tidak, yaitu dengan penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi yang aman jika mereka tidak ingin meneruskan kehamilan.

Kampanye yang sama juga dilakukan oleh Global Health Strategist. Fokus mereka membantu kesehatan reproduksi wanita di Afrika, termasuk memperjuangkan hak aborsi jika kesehatan fisik dan mental si ibu terganggu.

Sementara MSI Reproduction Choice dan Global Health Strategist menyediakan kemudahan perempuan mendapat kontrasepsi, kaum feminis lain mengadopsi My Body My Choice sebagai jalan agar mereka tidak perlu mengenakan kontrasepsi dan dapat melakukan aborsi tanpa alasan khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun