Diperkirakan tiga label penguasa pasar musik pun sebenarnya sudah goyah sejak 1999 dimana musik bajakan sudah banyak beredar dalam format MP3.
Sebelum gabung di Astralwerks (label musik elektronik kepunyaan Universal Music Group), Weird Genius lebih dulu bergabung di label indie musik elektronik bernama Monstercat. Hal itu membuktikan teknologi digital menjadi salah satu penyokong musisi indie.
Pangsa Pasar
Mocca, Banda Neira, Payung Teduh, Efek Rumah Kaca, dan Bangkutaman adalah beberapa contoh kecil band indie yang sukses di pasar tanah air. Mocca bahkan sudah eksis sejak 1997 dan jadi band langganan manggung di pentas-pentas seni sekolah dan kampus di Jabodetabek pada 2000-an.
Musik dan label indie di Indonesia mulai menjamur dipelopori oleh musisi rock, grunge, dan ska pada era 1990-an. Namun, karena rock indie ternyata punya pasar menggiurkan, label rekaman besar mulai melirik genre itu dan memasarkannya.Â
Hanya saja tipikal rock yang diusung label mayor berupa rock alternatif, bukan yang cadas dan keras.
Saat ini kehadiran teknologi digital makin membuat musisi indie mudah memasarkan karya mereka. Apalagi stasiun radio dan platform streaming sekarang sudah tidak pilih kasih terhadap label dan musisi indie. Asal lagunya enak didengar, mereka pasti memutarnya.
Kreativitas
Penyanyi yang juga anak pelawak Sule, Rizky Febian memutuskan untuk mendirikan sendiri label musiknya karena alasan ingin selalu dekat dengan dunia musik walau kelak tidak lagi jadi penyanyi. Alasan lain karena dia ingin mandiri dan bebas berkarya.
Selain menyanyi, Iki (panggilan akrabnya) juga menciptakan sendiri lagu-lagunya, terinsipirasi dari kisah keluarganya.
Musisi indie memang lebih leluasa dalam hal kreativitas karena tidak terikat apapun yang diinginkan label besar.Â
Yang penting bagi mereka adalah berkarya dan membuat karya, nanti karya itu menemukan sendiri jalan popularitasnya untuk kemudian memperoleh materi bagi musisi.