Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Ketahanan Musik Indie Saat Label Mayor Goyah di Era Digital

12 September 2021   13:40 Diperbarui: 13 September 2021   19:17 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Payung Teduh tampil membawakan singel Sebuah Lagu di Redaksi Kompas.com, Menara Kompas, Jakarta Pusat, Kamis (15/11/2018).(NATHANIA NARDA untuk KOMPAS.com)

Diperkirakan tiga label penguasa pasar musik pun sebenarnya sudah goyah sejak 1999 dimana musik bajakan sudah banyak beredar dalam format MP3.

Sebelum gabung di Astralwerks (label musik elektronik kepunyaan Universal Music Group), Weird Genius lebih dulu bergabung di label indie musik elektronik bernama Monstercat. Hal itu membuktikan teknologi digital menjadi salah satu penyokong musisi indie.

Band Payung Teduh. Foto: infobiografi.com
Band Payung Teduh. Foto: infobiografi.com

Pangsa Pasar

Mocca, Banda Neira, Payung Teduh, Efek Rumah Kaca, dan Bangkutaman adalah beberapa contoh kecil band indie yang sukses di pasar tanah air. Mocca bahkan sudah eksis sejak 1997 dan jadi band langganan manggung di pentas-pentas seni sekolah dan kampus di Jabodetabek pada 2000-an.

Musik dan label indie di Indonesia mulai menjamur dipelopori oleh musisi rock, grunge, dan ska pada era 1990-an. Namun, karena rock indie ternyata punya pasar menggiurkan, label rekaman besar mulai melirik genre itu dan memasarkannya. 

Hanya saja tipikal rock yang diusung label mayor berupa rock alternatif, bukan yang cadas dan keras.

Saat ini kehadiran teknologi digital makin membuat musisi indie mudah memasarkan karya mereka. Apalagi stasiun radio dan platform streaming sekarang sudah tidak pilih kasih terhadap label dan musisi indie. Asal lagunya enak didengar, mereka pasti memutarnya.

Kreativitas

Penyanyi yang juga anak pelawak Sule, Rizky Febian memutuskan untuk mendirikan sendiri label musiknya karena alasan ingin selalu dekat dengan dunia musik walau kelak tidak lagi jadi penyanyi. Alasan lain karena dia ingin mandiri dan bebas berkarya.

Selain menyanyi, Iki (panggilan akrabnya) juga menciptakan sendiri lagu-lagunya, terinsipirasi dari kisah keluarganya.

Musisi indie memang lebih leluasa dalam hal kreativitas karena tidak terikat apapun yang diinginkan label besar. 

Yang penting bagi mereka adalah berkarya dan membuat karya, nanti karya itu menemukan sendiri jalan popularitasnya untuk kemudian memperoleh materi bagi musisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun