Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Waspada "Suicide Contagion", Bunuh Diri yang Menular Akibat Paparan Media

2 September 2021   16:08 Diperbarui: 5 September 2021   01:12 1381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: unsplash.com/@mockupgraphics

Psikiater dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ atau lebih dikenal dengan panggilan Noriyu, pernah menyurvei 910 remaja SMKN dan SMAN di DKI. Hasilnya 5% dari mereka punya ide untuk bunuh diri.

Noriyu menyebut bahwa salah satu pemicunya adalah penyalahgunaan akses internet.

Di Twitter banyak sekali cuitan yang mengungkapkan keinginan bunuh diri. Entah sekadar cari perhatian, bikin sensasi, atau benar-benar depresi, hal itu mengindikasikan bahwa bunuh diri dianggap sebagai salah satu cara jitu mengakhiri masalah.

Selain remaja, ide mengakhiri hidup dapat pula menjangkiti orang dengan sakit kronis dan yang punya tekanan mental, akibat intensnya paparan informasi tentang bunuh diri dari media massa dan media sosial. 

Ironisnya, orang yang tinggal bersama atau sedang merawat orang yang depresi juga bisa "tertular" dan terpicu untuk bunuh diri  Hal yang demikian dinamakan suicide contagion.

Suicide contagion adalah penularan atau paparan perilaku bunuh diri pada suatu keluarga, kelompok sebaya, atau melalui berita media yang menginformasikan tentang bunuh diri yang dapat memicu perilaku bunuh diri, terutama pada remaja dan dewasa muda.

Itulah mungkin sebab ada siswi madrasah tsanawiyah (setingkat SMP) bunuh diri diduga akibat tunggakan tugas sekolah yang belum dikerjakannya sejak tahun ajaran baru. Tunggakan itu membuatnya takbisa mengikuti ujian akhir semester.

Pun demikian siswa 17 tahun asal Gowa memilih jalan sama diduga karena tugas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang menumpuk dan dia tidak mengerti pembelajarannya.

Masalah tugas sekolah sebenarnya dapat diatasi tanpa siswa terbebani hingga akhirnya stres. 

Namun, tidak semua orang tua/wali dapat menjaga kesehatan mental anak selama PJJ. Pun tidak semua guru punya sikap bijak dalam membimbing dan memberikan tugas jarak jauh. 

Anak-anak jadi merasa sendirian, terpengaruh internet, dan akhirnya memaksa nyawa mereka lepas dari raganya.

Media sosial dan media massa amat mungkin memicu mereka melakukan hal itu, jika tidak, dari mana datang ide untuk meregang nyawa sendiri? Apalagi ada siswi bersekolah di tsanawiyah yang merupakan sekolah agama. Bunuh diri merupakan dosa besar, haram, dan terlarang bagi muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun