Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Waspada "Suicide Contagion", Bunuh Diri yang Menular Akibat Paparan Media

2 September 2021   16:08 Diperbarui: 5 September 2021   01:12 1381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: unsplash.com/@mockupgraphics

Beberapa waktu lalu saya berkontak kembali dengan teman kuliah almarhumah adik saya yang bernama Fulan. Saya dan adik-adik memang saling kenal dan akrab dengan teman masing-masing, jadi meski adik bungsu sudah meninggal, saya tetap say hello dengan teman-temannya, pun sebaliknya.

Pada kesempatan itu, Fulan berbagi cerita tentang ayahnya yang bunuh diri di rumah akibat pandemi.

Ayahnya warga negara Jepang berumur 69 tahun yang sudah 36 tahun tinggal di Indonesia. Malapetaka datang ketika dia hendak memperpanjang visa yang habis di awal 2021.

Pada awal pandemi, pemerintah Jepang telah melarang warganya yang berusia diatas 50 tahun untuk kembali ke negaranya karena faktor risiko Covid. 

Namun, jika dia tidak kembali ke Jepang untuk mengurus visa, dia terancam dideportasi dari Indonesia karena overstayed. Kalau di deportasi dia tidak bakal bisa kembali dalam waktu minimal enam bulan.

Enam bulan baginya amat berat karena jika dia di Jepang, dia tidak punya pekerjaan dan hanya ada kerabat jauh. Hidupnya sepi karena anak-anak dan istrinya di Indonesia. Mau apa dia di Jepang?

Akhirnya ayah si Fulan mengakhiri hidupnya pada seutas tali pada Januari 2021 lalu.

Fulan menemukan buku harian ayahnya yang berhuruf kanji beberapa hari setelah sang ayah dimakamkan. Dari situlah terungkap apa yang menjadi keresahan hatinya sampai memilih mengakhiri hidup.

Di Jepang sendiri, menurut Kementerian Kesehatan Jepang dari kompas.com, kasus bunuh diri di Jepang selama 2020 ada 17.000, mayoritas akibat efek dari pandemi dan pelakunya perempuan.

Di Indonesia, berdasarkan Global School-Based Student Health Survey (GSHS) yang diadakan Kementerian Kesehatan Indonesia pada 2015 (Kemenkes belum mengadakan survei lagi di tahun-tahun berikutnya) didapat data bahwa dari 10.837 siswa, sebesar 4,3% pelajar laki-laki dan 5,9% pelajar SMP dan SMA punya keinginan untuk bunuh diri.

Meski keinginan bunuh diri pada remaja lelaki lebih besar, namun ada 4,4% remaja laki-laki yang telah menewaskan diri berbanding dengan 3,4% remaja putri yang juga telah melepas nyawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun