Pertanyaan itu dilontarkan anak lelaki saya yang berusia 9 tahun karena dia sering melihat ibu-ibu yang ekonominya susah namun badannya gemuk.
Dalam logika dia, orang yang jarang punya duit akan jarang makan juga, sehingga harusnya badannya tidak gemuk.
Melebarnya tubuh (terutama ibu-ibu) ekonomi lemah, bisa karena perawatan sehabis melahirkan dan pola makan tinggi kalori.
Setelah melahirkan, ibu-ibu dari ekonomi lemah tidak kepikiran membeli jamu-jamuan, korset, multivitamin, atau melakukan terapi pijat dan olahraga untuk mengembalikan bentuk tubuh seperti semula.Â
Sisa-sisa tubuh kendur semasa hamil yang lama tidak dirawat bakal sulit untuk kencang lagi seperti saat gadis. Jadilah tubuh mereka gimbleh-gimbleh permanen.
Kegendutan terjadi kalau orang mengutamakan makan kenyang dan enak, bukan gizi dan nutrisi.
Karena makanan pokok mayoritas orang Indonesia adalah nasi, maka banyak orang kelas bawah mengandalkan nasi untuk mengganjal perut. Makan nasi lauk kecap, nasi goreng pakai kerupuk, atau nasi dengan mi instan tidak masalah, yang penting kenyang dan tahan lama.
Nasi termasuk sumber karbohidrat, sama dengan mie, jadi karbohidrat yang masuk tubuh jadi berlipat-lipat.
Pada setiap 100 gram nasi (1 centong) mengandung 175 kalori. Jika dibuat nasi goreng kalori akan bertambah 168 kalori menjadi 343 kalori. Umumnya orang tidak kenyang kalau makan nasi goreng hanya satu centong, jadi kalorinya juga jadi nambah.
Kalori akan disimpan di dalam tubuh sebagai jaringan lemak untuk cadangan energi. Kalori yang tidak terbakar akan jadi lemak yang menumpuk, menyebabkan tubuh jadi gendut.